Selasa, 22 Maret 2016

Sejarah Gurindam Dua Belas

Sejarah Gurindam Dua Belas

A. Gurindam
Kata gurindam berasal dari bahasa Tamil (kirindam) yang berarti “umpama”. Gurindam sendiri berada di tanah melayu melalui proses perdagangan yang dibawa oleh orang orang tamil yang hendak berdagang di Indonesia. Gurindam adalah suatu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama dan merupakan satu kesatuan yang utuh. Gurindam biasanya terdiri dari dua kalimat yang dibagi menjadi dua baris yang bersajak. Tiap-tiap baris tersebut merupakan sebuah kalimat majemuk yang merupakan induk dan anak kalimat.
Gurindam memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu:
1. Rangkap
Gurindam memiliki dua atau beberapa baris dalam satu bait. Setiap baris memiliki isi atau maksud dan bersambung dengan baris rangkap selanjutnya, sehingga membentuk satu makna yang lengkap. Baris pertama berisi syarat dan baris kedua berisi jawaban dari “syarat” baris pertama.
2. Perkataan dan Suku Kata
Jumlah kata-kata tiap baris dan suku kata tidak terbatas.

3. Rima
Rima akhir tidak tetap. Tetapi sering kita temukan (didalam Gurindam Dua Belas memiliki rima yang terdengar sama)
B. Pengarang Gurindam 12
Raja Ali Haji adalah pengarang dari sebuah karya yang sangat terkenal, yaitu Gurindam Dua Belas. Raja Ali Haji diperkirakan hidup antara tahun 1808—1873. Ia adalah seorang bangsawan, sastrawan, sejarawan, budayawan, ulama, dll. Ayahnya, Raja Ahmad, adalah seorang penasihat Kerajaan dan ibunya, Encik Hamidah binti Panglima Selangor, adalah putri Raja Selangor. Sedangkan kakeknya bernama Raja Haji Fisabillih. Berbagai ilmu, seperti agama Islam, adat-istiadat, dan bahasa Melayu dan Arab, telah dipelajari oleh Raja Ali Haji. Bakatnya yang menonjol adalah menulis dan ia sangat berminat pada bidang sejarah, adat-istiadat, pemerintahan, dan syair.
Setelah dewasa, Raja Ali Haji menuangkan semua yang diketahuinya ke dalam tulisan –tulisan yang isinya beragam. Karyanya antara lain Gurindam Dua Belas, Kitab Pengetahuan Bahasa, Bustanulkatibin (Taman para penulis), Tsamarat al Muhimmah (ajaran yang berguna), Tuhfat al Nafis (Hadiah yang berharga), Silsilah Melayu dan Bugis, Syair suluh Pegawai, Syair Siti Sianah, Syair Sinar Gemala Mestika Alam. Gurindam Dua Belas termasuk dalam salah salah satu karya sastra puisi lama yang sangat terkenal hingga sekarang. Tetapi, kemunculan karya sastra gurindam mulai tersingkirkan perlahan-lahan sekitar tahun 1998-2000an, Hal ini disebabkan muncul karya sastra puisi baru atau modern yang lebih mendominasi perhatian masyarakat.

C. Gambaran Umum tentang Gurindam Dua Belas
1. Sejarah
Gurindam termasuk ke dalam puisi lama Indonesia yang terdapat dalam masyarakat Melayu. Gurindam yang terkenal adalah Gurindam Dua Belas yang dikarang oleh Raja Ali Haji (1809-1872). Dinamakan Gurindam Dua Belas dikarenakan memiliki dua belas pasal. Gurindam Dua Belas memiliki keistimewaan yaitu karya sastra yang mampu tegak sendiri tanpa kawan. Raja Ali Haji mneyebutkan arti gurindam tersebut di dalam pengantar karyanya. Di dalam pengantar itu juga disebutkan tanggal, manfaat, dan perbedaan gurindam dengan syair.
“Inilah Gurindam Dua Belas Namanya”

Segala puji bagi Tuhan seru sekalian alam serta shalawatkan Nabi

yang akhirul zaman serta keluarganya dan sahabatnya sekalian adanya

Amm ba’du daripada itu maka tatkala sampailah hijratun Nabi 1263

Sannah kepada dua puluh tiga hari bulan Rajab hari Selasa maka

Diilhamkan Allah Ta’ala kepada kita yaitu Raja Ali Haji mengarang

satu gurindam cara Melayu yaitu yang boleh juga diambil faedah

Sedikit-sedikit perkataannya itu pada orang yang ada

menaruh akal maka adalah banyaknya gurindam itu hanya dua belas pasal di dalamnya

Syahdan

adalah beda antara gurindam dengan syair itu aku nyatakan pula

Bermula arti syair melayu iaitu perkataan yang bersajak serupa

dua berpasang pada akhirnya dan tiada berkehendak pada sempurna

perkataan pada satu-satu pasangnya bersalahan dengan gurindam

Adapun gurindam itu iaitu perkataan yang bersajak juga pada akhir

pasangannya tetapi sempurna perkataannya dengan satu pasangan sahaja

Jadilah seperti saja yang pertama itu syarat dan syair sajak yang

kedua itu jadi seperti jawab

Bermula inilah rupa syairnya
Dari pengantar gurindam tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa gurindam Dua Belas memiliki ajaran dan tuntunan moral yang berlandaskan agama Islam, selain itu, Gurindam Dua Belas juga menjadi wadah untuk Raja Ali Haji melakukan syiar Islam.
Raja Ali haji menulis Gurindam Dua Belas berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya. Kumpulan pasal-pasal dalam Gurindam Dua Belas ini berisi tentang ibadah, kewajiban raja,, kewajiban anak, kewajiban orang tua, budi pekerti luhur, dan hidup dalam bermasyarakat. Sesuai dengan prinsip gurindam, yaitu larik pertama adalah “syarat” sedangkan larik kedua merupakan “jawab”, larik kedua pada Gurindam Dua Belas menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada seseorang apabila seseorang masuk ke dalam kondisi pada larik pertama. Apabila banyak mencela orang, itulah tanda dirinya kurang berarti bila seseorang berada dalam kondisi sering (banyak) mencela orang lain, berarti ia adalah orang yang kurang baik atau memiliki cacat yang sebenarnya pantas dicela. Gurindam Dua Belas menggunakan Bahasa Melayu yang merupakan dasar dari Bahasa Indonesia.

2. Irama
Gurindam Dua Belas memiliki nilai-nilai yang sangat tinggi. Baik dari nilai pendidikan, nilai agama, nilai sosial, nilai moral serta nilai seni. Jika kita melihat dari nilai seni, Gurindam Dua Belas sering dibawakan dengan iringan lagu-lagu bernuansa khas melayu. Setiap pasal disenandungkan dengan irama yang berbeda-beda. Tapi, muncul kerancuan mengenai irama yang dibawakan ketika membacakan Gurindam Dua Belas pasal dua belas. Banyak masyarakat yang sering menggunakan irama yang sama sehingga muncullah pemikiran masyarakat yang mengatakan bahwa irama Gurindam Dua Belas pasal dua belas harus menggunakan irama tersebut. Seolah-seolah irama tersebut merupakan irama yang wajib untuk dinyanyikan. Sebenarnya, hal ini tidak benar. Karena setiap irama yang digunakan utnuk membawakan Gurindam Dua Belas adalah bebas, asalkan memiliki aturan-aturan yang baik, intonasi yang tepat.
D. Makna
1. Makna Yang Terkandung Dalam Pasal Pertama
  • Barang siapa tiada memegang agama
  • Sekali-kali tiada boleh dibilang nama
Maksudnya adalah setiap manusia harus memiliki agama karena agama sangat penting bagi kehidupan manusia, orang yang tidak mempunyai agama akan buta arah menjalankan hidupnya.
  • Barang siapa mengenal yang empat
  • Maka yaitulah orang yang ma’rifat

Untuk mencapai kesempurnaan didalam menjalani hidup, manusia harus mengenal empat zat yang menjadikan manusia mula-mula. 4 tersebut adalah syari’at, tarikat, hakikat dan makrifat.
  • Barang siapa mengenal Allah SWT
  • Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah

Orang yang mengenal Allah SWT, harus melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, tidak akan melanggar aturannya
  • Barang siapa mengenal diri
  • Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri
Orang yang tidak beragama tidak akan memiliki identitas diri dan tidak akan dekat dengan Allah SWT.
  • Barang siapa mengenal dunia
  • Tahulah ia barang yang terpedaya
Kita dapat mengetahui kebesaran Allah lewat manusia, makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna. Manusia yang berorientasi pada kebahagiaan atau hanya mencari kebahagiaan di dunia saja, sebenarnya ia akan tertipu dan menyadarinya bahwa di dunia itu hanya sesaat
  • Barang siapa mengenal akhirat
  • Tahulah ia dunia mudharat
Di dunia ini kita hanya hidup sesaat, setelah kita wafat setiap manusia akan dimintakan pertanggung jawabannya di akhirat nanti.
2. Makna yang terkandung dalam Pasal Kedua
Menceritakan tentang orang – orang yang meninggalkan Sembahyang, Puasa, Zakat, dan Haji beserta akibatnya
  • Barang siapa mengenal yang tersebut
  • Tahulah ia makna takut
Semakin seorang dekat dan mengetahui tentang agamanya pasti manusia tersebut akan takut dan orang tersebut harus menjalani Perintah-perintah-Nya dan wajib kita laksanakan
  • Barang siapa meninggalkan sembahyang
  • Seperti rumah tiada bertiang
Orang yang tidak sembahyang bagaikan rumah yang tidak mempunyai tiang, shalat merupakan pegangan hidup.
  • Barang siapa meninggalkan puasa
  • Tidaklah mendapat dua termasa
Orang yang meninggalkan ibadah puasa akan kehilangan dunia dan akhirat, berarti Allah tidak akan menjaga orang itu.
  • Barang siapa meninggalkan zakat
  • Tiadalah hartanya beroleh berkat
Harta dari orang yang tidak membayar zakat tidak diridhai oleh Allah. Itupun jika di dunia hidupnya senang apabila tidak memberikan sebagian harta nya maka, hidupnya tidak akan terasa senang.
  • Barang siapa meninggalkan haji
  • Tiadalah ia menyempurnakan janji
Orang yang tidak naik haji (apalagi jika ia mampu) tidak menyempurnakan janjinya sebagai orang Islam.
3. Makna Yang Terkandung Dalam Pasal Ketiga
Tentang budi pekerti, yaitu menahan kata-kata yang tidak perlu dan makan seperlunya
  • Apabila terpelihara mata
  • Sedikitlah cita-cita
Mata harus di pergunakan sebaik-baiknya jangan sampai kita meliahat apa yang dilarang oleh ALLAH S.W.T
  • Apabila terpelihara kuping
  • Khabar yang jahat tiadalah damping
Telinga harus dijauhkan dari segala macam bentuk gunjingan dan hasutan
  • Apabila terpelihara lidah
  • Niscaya dapat daripadanya faedah
Orang yang menjaga omongannya akan mendapatkan manfaat.
  • Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan
  • Daripada segala berat dan ringan
Jangan mengambil barang yang bukan hak kita
  • Apabila perut terlalu penuh
  • Keluarlah fi’il yang tidak senonoh
Nafsu harus dijaga supaya tidak melakukan perbuatan yang dilarang
  • Anggota tengah hendaklah ingat
  • Di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hidup harus dijalani penuh semangat
  • Hendaklah peliharakan kaki
  • Daripada berjalan yang membawa rugi
Jangan merugikan diri dengan melakukan hal-hal yang mubajir dan maksiat. Melangkahlah dijalan yang benar dan di ridhoi
4. Makna YangTerkandung Dalam Pasal Keempat
Tentang tabiat yang mulia, yang muncul dari hati (nurani) dan akal pikiran (budi)
  • Hati itu kerajaan di dalam tubuh
  • Jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh
Jagalah hati dari perbuatan yang di larang oleh agama
  • Apabila dengki sudah bertanah
  • Datanglah daripadanya beberapa anak panah
Hati yang dengki hanya akan merugikan diri sendiri
  • Mengumpat dan memuji hendaklah pikir
  • Di situlah banyak orang yang tergelincir
Berbicara harus dipikir supaya tidak celaka karenanya
  • Pekerjaan marah jangan dibela
  • Nanti hilang akal di kepala
Amarah adalah perbuatan sia-sia, jaga lah amarah kita
  • Jika sedikitpun berbuat bohong
  • Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung
Orang yang pernah berbohong, sedikit apa pun dustanya, akan terus tampak di mata orang lain
  • Tanda orang yang amat celaka
  • Aib dirinya tiada ia sangka
Orang yang paling celaka adalah orang yang tidak menyadari kesalahannya sendiri sampai harus dikatakan oleh orang lain
  • Bakhil jangan diberi singgah
  • Itulah perompak yang amat gagah
Sifat pelit akan menguras hartanya sendiri, berarti dengan menjadi dermawan justru harta kita akan bertambah
  • Barang siapa yang sudah besar
  • Janganlah kelakuannya membuat kasar
Jagalah setiap perbuatan kita
  • Barang siapa perkataan kotor
  • Mulutnya itu umpama ketor
Kelakuan dan kata-kata hendaklah selalu halus dan bersih.
  • Di manakah salah diri
  • Jika tidak orang lain yang berperi
Jika kita berbuat kesalahan kita harus minta maaf
  • Pekerjaan takbur jangan direpih
  • Sebelum mati didapat juga sepih
Jangan mengambil pekerjaan yang haram
5. Makna Yang Terkandung Dalam Pasal Kelima

Tentang pentingnya pendidikan dan memperluas pergaulan dengan kaum terpelajar ”
  • Jika hendak mengenal orang berbangsa
  • Lihat kepada budi dan bahasa
Orang yang mulia dan berbangsa dapat kita lihat dari perilaku dan tutur katanya
  • Jika hendak mengenal orang yang berbahagia
  • Sangat memeliharakan yang sia-sia
Orang yang bahagia adalah orang yang berhemat dan tidak melakukan perbuatan yang sia-sia
  • Jika hendak mengenal orang mulia
  • Lihatlah kepada kelakuan dia
Untuk mengetahui apakah orang itu mulia maka lihatlah sikapnya
  • Jika hendak mengenal orang yang berilmu
  • Bertanya dan belajar tiadalah jemu
Orang yang pandai tidak pernah jemu untuk belajar dan memetik pelajaran dari hidupnya di dunia
  • Jika hendak mengenal orang yang berakal
  • Di dalam dunia mengambil bekal
Orang yang berakal adalah orang yang teleh mempersipkan bekal waktu hidup di dunia ini
  • Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
  • Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai
Jika ingin mengetahui sift baik dari seseorang maka lihatlah saat di bergaul dengan masyarakat
6. Makna Yang Terkandung Dalam Pasal Keenam
Tentang pergaulan, yang menyarankan untuk mencari sahabat yang baik, demikian pula guru sejati yang dapat mengajarkan mana yang baik dan buruk
  • Cahari olehmu akan sahabat
  • Yang boleh dijadikan obat
sahabat yang setia dan dapat membantu kita
  • Cahari olehmu akan guru
  • Yang boleh tahukan tiap seteru
Carilah guru yang serba tahu dan tidak menyembunyikan hal-hal buruk
  • Cahari olehmu akan isteri
  • Yang boleh menyerahkan diri
Istri yang patut diambil adalah istri yang berbakti
  • Cahari olehmu akan kawan
  • Pilih segala orang yang setiawan
Carilah teman yang setia diasaat kita senang maupun susah
  • Cahari olehmu akan abdi
  • Yang ada baik sedikit budi
Pengikut, pembantu, budak yang baik untuk diambil adalah abdi yang berbudi.
7. Makna Yang Terkandung Dalam Pasal Ketujuh

Berisi nasihat agar orang tua membangun akhlak dan budi pekerti anak-anaknya sejak kecil dengan sebaik mungkin. Jika tidak, kelak orang tua yang akan repot sendiri
  • Apabila banyak berkata-kata
  • Di situlah jalan masuk dusta
Orang yang banyak bicara memperbesar kemungkinan berdusta
  • Apabila banyak berlebih-lebihan suka
  • Itu tanda hampirkan duka
Terlalu mengharapkan sesuatu akan menimbulkan kekecewaan yang mendalam saat sesuatu itu tidak seperti yang diharapkan
  • Apabila kita kurang siasat
  • Itulah tanda pekerjaan hendak sesat
Setiap pekerjaan harus ada persiapannya
  • Apabila anak tidak dilatih
  • Jika besar bapanya letih
Anak yang tidak di didik semasa kecilnya akan menyebabkan saat anak itu sudah tumbuh dewasa akan membangkan orang tua
  • Apabila banyak mencacat orang
  • Itulah tanda dirinya kurang
Jangan suka menghina orang lain
  • Apabila orang yang banyak tidur
  • Sia-sia sajalah umur
Pergunakan lah waktu sebaik-baiknya
  • Apabila mendengar akan kabar
  • Menerimanya itu hendaklah sabar
Jika menerima kabar duka atau kabar yang kurang menyenangkan maka kita harus sabar dan menerima dengan lapang dada
  • Apabila mendengar akan aduan
  • Membicarakannya itu hendaklah cemburuan
Jangan mudah terpengaruh akan omongan orang lain
  • Apabila perkataan yang lemah lembut
  • Lekaslah segala orang mengikut
Perkataan yang lemah-lembut akan lebih didengar orang daripada perkataan yang kasar
  • Apabila perkataan yang amat kasar
  • Lekaslah orang sekalian gusar
Perkataan orang yang kasar membuat orang yang berada didekatnya resah
  • Apabila pekerjaan yang amat benar
  • Tidak boleh orang berbuat onar
Orang yang benar jangan disalahkan (difitnah atau dikambinghitamkan).
8. Makna Yang Terkandung Dalam Pasal Kedelapan

Berisi nasihat agar orang tidak percaya pada orang yang culas dan tidak berprasangka buruk terhadap seseorang
  • Barang siapa khianat akan dirinya
  • Apalagi kepada lainnya
Orang yang ingkar dan aniaya terhadap dirinya sendiri tidak dapat dipercaya
  • Kepada dirinya ia aniaya
  • Orang itu jangan engkau percaya
Jangan percaya terhadap orang yang suka menganiyaya orang lain
  • Lidah suka membenarkan dirinya
  • Daripada yang lain dapat kesalahannya
Jangan suka menyalahkan orang lain, dan mengganggpa bahwa diri kita paling benar
  • Daripada memuji diri hendaklah sabar
  • Biar daripada orang datangnya kabar
Pujian tidak usah dibuat sendiri tapi tunggulah datangnya dari orang lain
  • Orang yang suka menampakkan jasa
  • Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa
Jangan menginginkan imbalan dari setiap jasa yang telah kita perbuat
  • Kejahatan diri disembunyikan
  • Kebajikan diri diamkan
Sifat-sifat jelek dalam diri kita jangan ditampakkan, begitu pula kebaikan-kebaikan yang telah kita perbuat
  • Ke’aiban orang jangan dibuka
  • Ke’aiban diri hendaklah sangka
Jangan membuka aib atau keburukan dari orang lain, kesalahan diri sendiri harus disadar
9. Makna Yang Terkandung Dalam Pasal Kesembilan
Berisi nasihat tentang moral pergaulan pria wanita dan tentang pendidikan. Hendaknya dalam pergaulan antara pria wanita ada pengendalian diri dan setiap orang selalu rajin beribadah agar kuat imannya 
  • Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan
  • Bukannya manusia yaitulah syaitan
Manusia yang sudah mengetahui bahwa pekerjaan yang di larang oleh allah swt, maka manusia tersebut tidak dapat di katakan manusia
  • Kejahatan seorang perempuan tua
  • Itulah iblis punya penggawa
Kejahatan seorang perempuan tua bagaikan pimpinan setan
  • Kepada segala hamba-hamba raja
  • Di situlah syaitan tempatnya manja
Jangan engkau tergoda akan kekayaan pada raja
  • Kebanyakan orang yang muda-muda
  • Di situlah syaitan tempat bergoda
Semasa muda jagalah iman kita jangan sampai tergoda oleh rayuan setan
  • Perkumpulan laki-laki dengan perempuan
  • Di situlah syaitan punya jamuan
Jika terdapat seorang lelaki dan seorang perempuan maka disitu pulalah setan berada untuk menggangu iman orang tersebut
  • Adapun orang tua yang hemat
  • Syaitan tak suka membuat sahabat
Orang yang semasa mudanya tidak menyia-nyiakan waktu dan selalu melangkah di jalan allah swt, maka setan akan menjauhi orang tersebut
  • Jika orang muda kuat berguru
  • Dengan syaitan jadi berseteru
Orang muda yang gemar belajar dijauhi oleh setan.
10. Makna Yang Terkandung Dalam Pasal Kesepuluh

Berisi nasihat keagamaan dan budi pekerti yaitu kewajiban anak untuk menghormati orang tuanya
  • Dengan bapak jangan durhaka
  • Supaya Allah tidak murka
Jangan durharka terhadap bapa
  • Dengan ibu hendaklah hormat
  • Supaya badan dapat selamat
Setiap anak harus hormat dan patuh terhadap ibunya karena surga di telapak kaki ibu dan ibu mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan anaknya
  • Dengan anak janganlah lalai
  • Supaya boleh naik ke tengah balai
Jagalah anak karena anak merupakan titipan tuhan
  • Dengan kawan hendaklah adil
  • Supaya tangannya jadi kapil
Bersikap adilah sesama teman
12. Makna yang terkandung dalam Pasal Kesebelas
Bait Pertama :
  • “Hendaklah berjasa kepada yang sebangsa”
Makna dari kalimat tersebut adalah himbauan kepada manusia untuk selalu bisa bermanfaat kepada sesama, sebab dalam Islam memang sangat dianjurkan sekali untuk saling memberikan manfaat, seperti misalnya dalam sebuah hadis, “seorang muslim adalah saudara bagi orang islam yang lain, yang tidak akan menganiayanya, tidak akan membiarkannya (ataupun menyerahkannya kepada musuhnya). Barangsiapa menyampaikan hajat (kepentingan) saudaranya, maka Allah akan mengabulkan hajat orang itu. Barang siapa yang memberikan kemudahan bagi seorang muslim yang sedang kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan padanya ketika kesulitan pada Hari Kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi rahasia seorang muslim, maka Allah akan menutupi baginya rahasianya pada Hari Kiamat.” (HR. Muslim).
Bait Kedua :
  • “Hendaklah jadi kepala, buang perangai yang cela”
Sangat erat kaitannya dengan kepemimpinan dalam Islam yang sangat mengutamakan akhlak yang mulia. Bukankah Rasulullah memiliki sifat-sifat terbaik dan jauh dari sifat yang tercela, yaitu Fathanah, Amanah, Shiddiq, dan Tabligh. Sehingga seorang pemimpin (kepala) hendaklah memiliki rasa tanggung jawab dan menjauhi akhlak yang tercela, “Kamu semua dalah pemimpin, dan kamu semua akan ditanya (bertanggungjawab) atas pimpinannya. Maka imam adalah pemimpin yang bertanggungjawab terhadap rakyatnya. Dan seorang suami adalah pemimpin terhadap keluarganya dan akan ditanya tentang pimpinannya. Dan seorang isteri adalah pemimpin pada rumah tangga suaminya maupun anak anaknya dan bertanggungjawab terhadap pimpinannya. Seorang anak menjadi pemimpin terhadap ayahnya dan bertanggungjawab terhadap apa yang telah dipimpinnya.. Dan seorang pelayan adalah pemimpin terhadap harta tuannya dan bertanggungjawaab atas pimpinannya. Maka kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua adalah bertanggungjawab terhadap rakyat (hasil pimpinannya, anak buahnya, pekerjaanya)” (HR. Bukhari)
Bait Ketiga :
  • "Hendaklah memegang amanat, buanglah khianat"
Dapat direnungkan sebagai upaya agar menjadi orang yang terpercaya, sebagaimana dalam sebuah hadis, “Laksanakanlah amanat(kewajiban) pada orang yang mempercayakan diri padamu, dan janganlah berkhianat (menipu) pada orang yang menipumu” (HR. Turmudzi)
Bait Kempat :
  • "Hendak marah dahulukan hajat"
Dalam sebuah hadis, riwayat Abu Daud disebutkan, “Barangsiapa yang menahan kemarahan, padahal dia sanggup untuk melepaskan kemarahan itu, maka Allah akan memenuhi hati orang itu berupa keamanan dan keimanan” (HR. Abu Daud). Secara sederhana berati ini sebuah nasehat bahwa marah itu adalah sesuatu yang tidak baik dan dianjurkan untuk melaksanakan hajat misalnya silaturrahim, bertadabur alam, rihlah ataupun yang sejenisnya untuk mengurangi rasa marah itu dan mensyukuri nikmat yang telah
Allah berikan kepada manusia.
Bait Kelima :
  • "Hendak dimulai jangan melalui"
Maksud dari bait ini adalah bahwa sebagala sesuatu perlu awal untuk dimulai
Bait Keenam 
  • "Hendak ramai, muliakan perangai"
Bait ini sangat berkaitan dengan akhlak yang baik. Artinya jika seseorang ingin mendapatkan sesuatu ataupun silaturrahimnya semakin dipermudah oleh Allah, maka salah satu jalannya adalah dengan memperbaiki perangai (tingkah laku/akhlak), “Tidak ada sesuatu yang lebih memperberat timbangan pahala kebaikan (pada Hari Kiamat) kecuali budi pekerti (akhlak) yang baik” (HR. Abu Daud)
Makna yang terkandung dalam Pasal sebelas
Berisi nasihat kepada para pemimpin agar menghindari tindakan yang tercela, berusaha melaksanakan amanat anak buah dalam tugasnya, serta tidak berkhianat 
  • Hendaklah berjasa
  • Kepada yang sebangsa
  • Berjasalah bagi negara dan bangsa, optimalkan setiap kemampuan yang kita punya sehingga kita bisa mengharumkan nama bangsa
  • Hendak jadi kepala
  • Buang perangai yang cela
  • Jadilah pemimpin yang tidak mempunyai sikap tercela
  • Hendaklah memegang amanat
  • Buanglah khianat
Makna Yang Terkandung Dalam Pasal Kedua Belas
  • Raja mufakat dengan menteri
  • Seperti kebun berpagarkan duri
Hubungan raja dengan menteri adalah saling menjaga satu sama lain, dan harus bekerjasama
  • Betul hati kepada raja
  • Tanda jadi sebarang kerja
Raja yang baik atau raja yang mendapat petunjuk dari Allah adalah raja yang adil terhadap rakyatnya
  • Hukum adil atas rakyat
  • Tanda raja beroleh inayat
Hukum harus didasari oleh hak asasi manusia 
  • Kasihkan orang yang berilmu
  • Tanda rahmat atas dirimu
Orang yang berilmu akan dikaruniai oleh Allah dan dihormati orang lain
  • Hormat akan orang yang pandai
  • Tanda mengenal kasa dan cindai
Hormatilah setiap manusia
  • Ingatkan dirinya mati
  • Itulah asal berbuat bakti
• Bila manusia mengingat kematiannya nanti, ia akan lebih berbakti pada Allah 
  • Akhirat itu terlalu nyata
  • Kepada hati yang tidak buta
Orang yang tidak buta hatinya tahu kalau akhirat itu benar-benar ada.
Gurindam dapat terkenal hingga sekarang karena memiliki keindahan seni yang dihiasi dengan tuntunan moral, sehingga popular hingga sekarang. Selain itu, isinya yang lebih singkat, padat dapat dengan mudah diterima hingga masyarakat hingga sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar