Rabu, 27 Juli 2016

Pengertian Moral dan Tahap perkembangannya

Pengertian Moral dan Tahap perkembangannya.


Menurut Gunarsa, Pengertian Moral adalah rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi. Istilah moral sendiri berasal dari kata mores yang berarti tata cara dalam kehidupan, adat istiadat atau kebiasaan.
 
Pengertian Moral Menurut Shaffer adalah kaidah norma dan pranata yang mengatur perilaku individu dalam hubungannya dengan masyarakat dan kelompok sosial. Moral ini merupakan standar baik dan buruk yang ditentukan oleh individu dengan nilai-nilai sosial budaya di mana individu sebagai anggota sosial.
 
Menurut Rogers, Pengertian Moral adalah aspek kepribadian yang diperlukan seseorang dalam kaitannya dengan kehidupan sosial secara harmonis, seimbang dan adil. Perilaku moral ini diperlukan demi terwujudnya kehidupan yang damai penuh keteraturan, keharmonisan dan ketertiban.
 
Menurut Kohlberg, penilaian dan perbuatan moral pada intinya bersifat rasional. Keputusan dari moral ini bukanlah soal perasaan atau nilai, malainkan selalu mengandung suatu tafsiran kognitif terhadap keadaan dilema moral dan bersifat konstruksi kognitif yang bersifat aktif terhadap titik pandang masing-masing individu sambil mempertimbangkan segala macam tuntutan, kewajiban, hak dan keterlibatan setiap pribadi terhadap sesuatu yang baik dan juga adil. kesemuanya ini merupakan tindakan kognitif.
 
Kohlberg juga mengatakan bahwa terdapat pertimbangan moral yang sesuai dengan pandangan formal harus diuraikan dan yang biasanya digunakan remaja untuk mempertanggungjawabkan perbuatan moralnya.
 
Kolhberg juga membenarkan gagasan Jean Piaget yang mengatakan bahwa pada masa remaja sekitar umur 16 tahun telah mencapai tahap tertinggi dalam proses pertimbangan moral. Adanya kesejajaran antara perkembangan kognitif dengan perkembangan moral dapat dilihat pada masa remaja yang mencapai tahap tertinggi dari perkembangan moral, yang kemudian ditandai dengan kemampuan remaja menerapkan prinsip keadilan universal pada penilaian moralnya.
Tahap-tahap perkembangan moral menurut John Dewey, yaitu :
(1) Tahap pramoral, ditandai bahwa anak belum menyadari keterikatannya pada aturan.
(2) Tahap konvensional, ditandai dengan berkembangnya kesadaran akan ketaatan pada kekuasaan.
(3) Tahap otonom, ditandai dengan berkembangnya keterikatan pada aturan yang didasarkan pada resiprositas.
 
Adapun tahap-tahap perkembangan moral yang sangat terkenal adalah yang dikemukakan oleh Lawrence E Kohlberg. Tahap-tahap berkembangan moral tersebut, yaitu :
(1) Tingkat Prakonvensional yaitu tahap perkembangan moral yang aturan-aturan dan ungkapan-ungkapan moral masih ditafsirkan oleh individu atau anak berdasarkan akibat fisik yang akan diterimanya, baik itu berupa sesuatu yang menyakitkan atau kenikmatan. Pada tingkat ini terdapat dua tahap, yaitu tahap orientasi hukuman dan kepatuhan serta orientasi relativitas instrumental.
(2) Tingkat Konvensional ialah tahap perkembangan moral yang aturan-aturan dan ungkapan-ungkapan moral dipatuhi atas dasar menuruti harapan keluarga, kelompok atau masyarakat. Pada tingkat ini terdapat juga dua tahap, yaitu tahap orientasi kesepakatan antara pribadi atau disebut “orientasi anak manis” serta tahap orientasi hukum atau ketertiban.
(3) Tingkat Pascakonvensional adalah tahap perkembangan moral yang aturan-aturan dan ungkapan-ungkapan moral dirumuskan secara jelas berdasarkan nilai-nilai dan prinsip moral yang memiliki keabsahan dan dapat diterapkan, hal ini terlepas dari otoritas kelompok atau orang yang berpegangan pada prinsip tersebut dan terlepas pula dari identifikasi diri dengan kelompok tersebut. Pada tingkatan ini terdapat dua tahap, yaitu tahap orientasi kontrak sosial legalitas dan tahap orientasi prinsip etika universal.
 

Sumber :

– Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, 2010. Judul : Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Dididik). Penerbit PT Bumi Aksara : Jakarta.

Pengertian Psikologi Klinis

Pengertian Psikologi Klinis 

Pengertian Psikologi Klinis Menurut J.H.Resinck adalah bidang dalam psikologi yang meliputi riset, pelayanan dan pengajaran yang relevan dengan prinsip-prinsip, metode-metode dan prosedur aplikasi untuk memahami, meduga dan mengurangi maladjustmen, ketidaknyamanan dan ketidakmampuan, diterapkan pada populasi klien untuk rentang yang luas.
 
Menurut Witmer, Pengertian Psikologi Klinis adalah metode yang digunakan untuk mengubah atau mengembangkan jiwa seseorang berdasarkan hasil observasi dan eksperimen dengan menggunakan teknik penanganan pedagosis.
 
Corsini mengatakan bahwa Pengertian Psikologi Klinis merupakan cabang psikologi yang bersifat spesialis dalam studi, prevensi, diagnosis dan penanganan gangguan-gangguan perilaku dan gangguan mental dan tekanan-tekanan mental yang negatif.
 
Pengertian Psikologi Klinis Menurut American Psychological Association Clinical Section adalah suatu wujud psikologi terapan yang bermaksud memahami kapasitas perilaku dan karakteristik individu yang dilaksanakan melalui metode pengukuran, analisis dan pemberian saran serta rekomendasi agar individu mampu melakukan penyesuaian diri secara patut.
 
Dari pengertian psikologi klinis yang diungkapkan para pakar diatas, dapat disimpuLkan bahwa Pengertian Psikologi Klinis adalah cabang dari psikologi yang bersifat spesifik, dimana bertujuan untuk memahami periliaku individu yang dilaksanakan melalui metode pengukuran, analisis serta pemberian saran dan rekomendasi agar individu mampu melakukan penyesuaian.
 
Ada beberapa ciri atau sifat yang terdapat pada Psikologi Klinis, yaitu :
1. Memiliki orientasi ilmiah-profesional. Yang dimaksudkan dalam hal ini ialah adanya ciri berupa penggunaan kaidah psikologi dan metode ilmu, dalam pemberian bantuan terhadap individu yang menderita masalah-masalah psikologis melalui intervensi dan evaluasi psikologis.
2. Menampilkan kompetensi psikolog, sebab psikolog klinis terlatih di dalam menggunakan petunjuk dan pengetahuan psikologi dalam kerja profesionalnya.
3. Menampilkan kompetensi klinikus, karena berusaha mengerti orang lain dalam kompleksitas alamiah dan transformasi adaptif secara berkelanjutan.
4. Ilmiah, karena penggunaan metode ilmiah untuk mencapai presisi dan objektivitas untuk setiap individu yang ditanganinya.
5. Profesional, karena dalam hal ini lebih menyumbangkan pelayanan kemanusiaan yang penting bagi individual, komunitas dan kelompok sosial untuk memecahkan masalah psikososial dan meningkatkan kualitas hidup.
 
 
 

Sumber : 

– Sutardjo A. Wiramihardja, 2007. Pengantar Psikologi Klinis. Yang menerbitkan PT Refika Aditama : Bandung.

 

Pengertian Psikologi Hukum

Pengertian Psikologi Hukum 

Pengertian Psikologi Hukum menurut Soejono Soekanto adalah ilmu tentang kenyataan yang menyoroti hukum sebagai perikelakuan atau sikap yang antara lain mencakup beberapa cabang metode studi, yang berusaha mempelajari hukum secara lebih mendalam dari berbagai sudut pandang, yaitu sosiologi hukum, antropologi hukum, psikologi hukum, perbandingan hukum dan sejarah hukum.
 
Menurut Drever J.A., Pengertian Psikologi Hukum merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari hukum sebagai suatu perwujudan dari perkembangan jiwa manusia.
 
Dalam ilmu hukum karya Satjipto Rahardjo dijelaskan bahwa salah satu segi yang menonjol pada hukum ialah penggunaannya secara sadar sebagai alat untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Dengan demikian sadar ataupun tidak, hukum telah memasuki bidang yang menggarap tingkah laku manusia. Hukum pidana disadari atau tidak merupakan bidang hukum yang sering berurusan dengan psikologi ini. Dengan pidana, kejahatan diharapkan dapat dicegah dan ini merupakan salah satu contoh yang jelas mengenai hubungan antara hukum dan psikologi.
 
Leon Petrazycki, seorang ahli filsafat hukum menggarap unsur psikologis dalam hukum dengan menempatkannya sebagai unsur utama. Beliau berpendapat bahwa fenomena hukum terdiri atas proses-proses psikis yang unik, proses ini dapat dilihat dengan menggunakan metode instropeksi Bodenheimer. Apabila kita mempersoalkan hak-hak kita serta hak-hak orang lain dan melakukan perbuatan sesuai dengan itu, semua itu bukan karena hak-hak itu tercantum dalam peraturan, melainkan semata-mata karena keyakinan kita bahwa kita harus berbuat seperti itu. Oleh sebab itu, ia membuat pengalaman imperatif-atributif yang memengaruhi tingkah laku mereka yang mereka yang merasa terikat olehnya.

Psikologi Hukum menyoroti hukum sebagai salah satu perwujudan dari perkembangan jiwa manusia. Cabang ilmu pengetahuan ini mempelajari perikelakuan atau sikap tindak hukum yang mungkin merupakan perwujudan dari gejala kejiwaan tertentu dan juga landasan kejiwaan dari perikelakuan atau sikap tindak tersebut.
 
Soejono Soekanto mengatakan bahwa hasil penelitian tentang hubungan antara hukum dan sektor kejiwaan, tersebar dalam publikasi hasil-hasil penelitian berbagai ilmu pengetahuan. Pada umumnya, hasil-hasil penelitian tersebut menyoroti hubungan timbal balik antara faktor-faktor tertentu dari hukum dan beberapa aspek khusus dari kepribadian manusia. Masalah yang ditinjau berkisar pada soal-soal berikut :
1. dasar-dasar pada kejiwaan dan fungsi pelanggaran terhadap kaidah hukum;
2. dasar-dasar pada kejiwaan dan fungsi dari pola-pola penyelesaian terhadap pelanggaran kaidah hukum;
3. akibat pola penyelesaian sengketa tertentu.
 
Pokok-pokok dari ruang lingkup Psikologi Hukum, sebagai berikut :
1. segi psikologi tentang terbentuknya suatu norma atau kaidah hukum;
2. kepatuhan atau ketaatan pada kaidah hukum;
3. perilaku menyimpang;
4. psikologi dalam pengawasan perilaku dan hukum pidana;
5. rangkuman.
 
Dari ruang lingkup psikologi tersebut, tampak bahwa butir-butir itu merupakan tanda dari suatu perkembangan dalam cabang-cabang ilmu pengetahuan hukum, sekaligus menunjukkan perkembangan di lapangan studi psikologi. 


Sumber :

– Hendra Akhdhiat, 2011. Psikologi Hukum. Yang Menerbitkan CV Pustaka Setia : Bandung.

 

Pengertian Psikologi

Pengertian Psikologi

Pengertian Psikologi menurut Wundt adalah ilmu tentang kesadaran manusia (the science of human consciousness). 

Menurut Woodworth dan Marquis, Pengertian Psikologi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas-aktivitas dari individu, baik aktivitas kognitif, motorik, maupun emosional.

Branca mengemukakan bahwa Pengertian Psikologi merupakan ilmu tentang perilaku dan dalam hal ini menyangkut perilaku manusia.

Pengertian Psikologi menurut Drever yaitu bidang metode atau pendekatan tertentu dalam mempelajari kondisi kejiwaan seseorang dalam melakukan aktivitasnya.
Dari pengertian psikologi menurut para pakar diatas, kemudian dapat disimpuLkan bahwa :
Pengertian Psikologi adalah ilmu yang mempelajari kondisi kejiwaan (kesadaran) manusia dalam melakukan aktivitas-aktivitasnya, baik aktivitas motorik, kognitif maupun emosionalnya.
 
Seperti yang dikemukakan di atas mengenai pengertian psikologi merupakan ilmu yang membicarakan tentang jiwa itu sendiri tidak nampak, maka yang dapat dilihat atau diobsevasi ialah perilaku atau aktivitas-aktivitas yang merupakan manifestasi atau penjelmaan kehidupan jiwa. Oleh karena itu Psikologi merupakan suatu ilmu yang meneliti serta mempelajari tentang perilaku atau aktivitas-aktivitas dan perilaku serta aktivitas-aktivitas itu sebagai manifestasi hidup kejiwaan. Perilaku dalam hal ini yaitu meliputi perilaku yang nampak (overt behavior) dan juga perilaku yang tidak menampak (innert behavior).
 


Sumber :

– Prof. Dr. Bimo Walgito, 2005. Pengantar Psikologi Umum. Yang Menerbitkan CV Andi Offset : Yogyakarta.

 

Pengertian Bimbingan dan Konseling

Pengertian Bimbingan dan Konseling

Menurut Pendapat Jones, Pengertian Bimbingan adalah bantuan yang diberikan untuk mencerdaskan individu dan untuk melakukan penyesuaian dalam hidup mereka. Kemampuan ini bukan merupakan bawaan dari lahir, akan tetapi harus diajarkan dan dikembangkan.
Tujuan Bimbingan yaitu untuk mengembangkan setiap individu agar sampai pada batas kapasitasnya, mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah sendiri dan membuat penyesuaian sendiri.
 
Menurut Crisholm, Pengertian Bimbingan adalah upaya masing-masing individu untuk menjadi akrab dengan berbagai informasi mengenai dirinya, kemampuannya, pengembangan sebelumnya di berbagai bidang kehidupan, rencana dan ambisi untuk masa depan. Bimbingan merupakan usaha untuk membantu seseorang berkenalan dengan berbagai masalah sosial, kejuruan dan rekreasi dengan orang yang hadapi. Atas dasar dua jenis informasi dan bantuan dari konselor, setiap murid dibantu untuk menghadapi masalah dan membuat rencana untuk solusi mereka.
 
Menurut Pendapat Crow, Pengertian Bimbingan ialah bantuan yang disediakan oleh konselor yang kompeten untuk individu dari apapun untuk membantu dia mengarahkan hidupnya sendiri dan mengembangkan keputusan sendiri.
 
Dari pengertian bimbingan di atas, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Bimbingan adalah pemberian pertolongan atau bantuan. Bantuan atau pertolongan tersebut merupakan hal yang pokok dalam bimbingan. Meskipun bimbingan merupakan pertolongan, namun tidak semua pertolongan dapat dikatakan sebagai bimbingan. Orang yang memberikan pertolongan kepada anak yang tidak semangat agar bangkit, namun hal ini bukan merupakan bimbingan. Pertolongan yang merupakan bimbingan adalah pertolongan yang mempunyai sifat-sifat lain yang harus dipenuhi.
 
Bimbingan dapat diberikan secara individual dan kelompok. Bimbingan dapat diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan tanpa memandang umur, sehingga anak-anak atau orang dewasa dapat menjadi objek bimbingan. Bidang gerak bimbingan tidak hanya terbatas pada anak-anak atau para remaja, tetapi dapat juga mencakup orang dewasa.
 
Bimbingan dapat diberikan baik untuk menghindari kesulitan-kesulitan maupun untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh individu di dalam kehidupannya. Bimbingan dapat diberikan bukan hanya untuk mencegah agar kesulitan tersebut tidak terjadi dalam diri seseorang, tetapi juga dapat diberikan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang telah terjadi pada diri seseorang. Bimbingan lebih bersifat pencegahan daripada penyembuhan. Tujuan bimbingan yang sebenarnya dimaksudkan supaya individu atau sekumpulan individu dapat mencapai kesejahteraan hidup.
Pengertian Bimbingan secara umum adalah suatu bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu untuk menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, sehingga individu atau sekumpulan individu dapar mencapai kesejahteraan dalam hidupnya.
 
 
| Konseling |
 
Menurut Pendapat Wren, Pengertian Konseling adalah hubungan pribadi dan dinamis antara dua orang untuk memecahkan masalah dengan mempertimbangkan pendapat satu sama lainnya. Wren menjelaskan bahwa dalam proses konselig terlihat adanya suatu masalah yang dialami oleh klien, yaitu orang yang mempunyai masalah dalam proses konseling. Klien perlu mendapatkan cara untuk memecahkan masalah yang sesuai dengan keadaan dari klien.
 
Proses konseling pada dasarnya dilakukan secara individual, yaitu antara konselor dan klien, meskipun dalam perkembangannya ada konseling kelompok. Pemecahan masalah di dalam proses konseling itu dijalankan dengan wawancara atau diskusi antara klien dengan konselor dan wawancara itu dijalankan secara tatap muka.
 
Dari uraian penjelasan mengenai konseling di atas, dapat disimpulkan bahwa :
Pengertian Konseling adalah bantuan yang berikan kepada individu untuk memecahkan masalah kehidupannya dengan cara wawancara dan dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Perlu diingat bahwa individu pada akhirnya dapat memecahkan masalah dengan kemampuannya sendiri. Klien dalam hal ini tetap dalam keadaan aktif memupuk kesanggupannya di dalam memecahkan setiap masalah yang mungkin akan dihadapi dalam kehidupannya. Dari penjelasan tersebut, dapat dikemukakan bahwa konseling lebih bersifat kuratif atau korektif.
 
 
 

Sumber :

– Bimo Walgito, 2010. Bimbingan dan Konseling : Studi & Karier. Penerbit CV Andi Offset Yogyakarta.

 

Selasa, 26 Juli 2016

Pengertian Wawancara dan Jenis Jenis Wawancara

Pengertian Wawancara dan Jenis Jenis Wawancara

Pengertian Wawancara adalah suatu proses yang mengharuskan penafsiran dan penyesuaian terus-menerus. Wawancara adalah salah satu cara untuk mencari fakta dengan mengingat dan merekonstruksi sebuah peristiwa, mengutip pendapat dan opini narasumber.
 
Wawancara yang baik menurut Mike Francher yaitu wartawan memberikan kesempatan kepada narasumber untuk mengatakan apa yang sebenarnya dipikirkan, bukan memikirkan apa yang mau dikatakan.
 
Wawancara merupakan salah satu dari empat teknik dalam mengumpulkan informasi. Tiga lainnya yaitu observasi langsung dan observasi tidak langsung, pencarian melalui catatan publik dan partisipasi dalam peristiwa.
 
Pada awalnya teknik wawancara sangat jarang digunakan, namun pada abad ke 20 menjadi puncak pencapaian karya jurnalistik yang hebat dihasilkan melalui wawancara. Abad ke 20 dikatakan sebagai era wawancara jurnalistik dan teknik wawancara itu berlanjut sampai sekarang abad ke 21.
 
Wawancara merupakan kemampuan dan keterampilan yang mutlak harus dimiliki oleh setiap wartawan. Hampir tidak ada satu pun jenis pekerjaan wartawan yang dilakukan tanpa mewawancarai seseorang untuk dimintai jasa atau bantuannya melengkapi informasi untuk dipakai sebagai bahan tulisannya. Wawancara merupakan tulang punggung pekerjaan wartawan.
 
Jurnalistik modern mengenal tiga bentuk berita yang dihasilkan dari tiga macam wawancara, yaitu :
1. Wawancara berita adalah sebuah bentuk wawancara untuk memberitakan keterangan ahli mengenai suatu masalah yang sedang hangat.
2. Wawancara profil pribadi yaitu memberikan kesempatan kepada sosok yang diwawancarai untuk mengungkapkan kepribadiannya melalui kata-katanya sendiri.
3. Wawancara kelompok adalah pandangan atau sikap sejumlah responden yang kadang-kadang besar jumlahnya, diangkat menjadi berita.

| Jenis Jenis Wawancara |

Jenis jenis wawancara ada tiga, yaitu :
1. Wawancara Secara Tatap muka
Wawancara secara tatap muka adalah suatu bentuk wawancara yang dilakukan secara berhadap-hadapan yang sangat banyak memberikan kemungkinan penggalian informasi lebih dalam dan luas karena sebelumnya dilakukan perjanjian lebih dulu dengan narasumber, topik atau fokusnya sudah dirancang lebih dulu dan dalam hal kesempatannya juga lebih khusus, baik tempat maupun waktu yang disediakan.
 
2. Wawancara Melalui Telepon
Wawancara melalui telepon biasanya dilakukan untuk mengkonfirmasi dan mengejar deadline. Wawancara melalui telepon ini percakapannya juga singkat dan umumnya narasumber seringkali menolak untuk menjelaskan setiap pertanyaan secara panjang lebar, kecuali narasumber sudah akrab dan biasa menjadi narasumber si pewawancara. Dibandingkan dengan wawancara tatap muka, wawancara melalui telepon lebih terbatas, padahal dari mimik bicara kita bisa membaca bahasa tubuh seseorang mengenai kebenaran yang diucapkannya.
 
3. Wawancara Kelompok
Wawancara kelompok merupakan percakapan yang dilakukan dengan lebih dari satu orang narasumber dalam satu kesempatan. Kesempatan seperti ini biasanya muncul ketika terjadi suatu peristiwa bencana alam atau kriminalitas. Tetapi, bisa juga terjadi untuk keperluan menulis sebuah feature keluarga yang berhasil.
 
 
 

Sumber :

– Kustadi Suhandang, 2004. Judul : Pengantar Jurnalistik : Seputar Organisasi, Produk, & Kode Etik. Penerbit Nuansa : Bandung.

 

Pengertian Wawancara dan Jenis Jenis Wawancara

Pengertian Wawancara dan Jenis Jenis Wawancara

Pengertian Wawancara adalah suatu proses yang mengharuskan penafsiran dan penyesuaian terus-menerus. Wawancara adalah salah satu cara untuk mencari fakta dengan mengingat dan merekonstruksi sebuah peristiwa, mengutip pendapat dan opini narasumber.
 
Wawancara yang baik menurut Mike Francher yaitu wartawan memberikan kesempatan kepada narasumber untuk mengatakan apa yang sebenarnya dipikirkan, bukan memikirkan apa yang mau dikatakan.
 
Wawancara merupakan salah satu dari empat teknik dalam mengumpulkan informasi. Tiga lainnya yaitu observasi langsung dan observasi tidak langsung, pencarian melalui catatan publik dan partisipasi dalam peristiwa.
 
Pada awalnya teknik wawancara sangat jarang digunakan, namun pada abad ke 20 menjadi puncak pencapaian karya jurnalistik yang hebat dihasilkan melalui wawancara. Abad ke 20 dikatakan sebagai era wawancara jurnalistik dan teknik wawancara itu berlanjut sampai sekarang abad ke 21.
 
Wawancara merupakan kemampuan dan keterampilan yang mutlak harus dimiliki oleh setiap wartawan. Hampir tidak ada satu pun jenis pekerjaan wartawan yang dilakukan tanpa mewawancarai seseorang untuk dimintai jasa atau bantuannya melengkapi informasi untuk dipakai sebagai bahan tulisannya. Wawancara merupakan tulang punggung pekerjaan wartawan.
 
Jurnalistik modern mengenal tiga bentuk berita yang dihasilkan dari tiga macam wawancara, yaitu :
1. Wawancara berita adalah sebuah bentuk wawancara untuk memberitakan keterangan ahli mengenai suatu masalah yang sedang hangat.
2. Wawancara profil pribadi yaitu memberikan kesempatan kepada sosok yang diwawancarai untuk mengungkapkan kepribadiannya melalui kata-katanya sendiri.
3. Wawancara kelompok adalah pandangan atau sikap sejumlah responden yang kadang-kadang besar jumlahnya, diangkat menjadi berita.

| Jenis Jenis Wawancara |

Jenis jenis wawancara ada tiga, yaitu :
1. Wawancara Secara Tatap muka
Wawancara secara tatap muka adalah suatu bentuk wawancara yang dilakukan secara berhadap-hadapan yang sangat banyak memberikan kemungkinan penggalian informasi lebih dalam dan luas karena sebelumnya dilakukan perjanjian lebih dulu dengan narasumber, topik atau fokusnya sudah dirancang lebih dulu dan dalam hal kesempatannya juga lebih khusus, baik tempat maupun waktu yang disediakan.
 
2. Wawancara Melalui Telepon
Wawancara melalui telepon biasanya dilakukan untuk mengkonfirmasi dan mengejar deadline. Wawancara melalui telepon ini percakapannya juga singkat dan umumnya narasumber seringkali menolak untuk menjelaskan setiap pertanyaan secara panjang lebar, kecuali narasumber sudah akrab dan biasa menjadi narasumber si pewawancara. Dibandingkan dengan wawancara tatap muka, wawancara melalui telepon lebih terbatas, padahal dari mimik bicara kita bisa membaca bahasa tubuh seseorang mengenai kebenaran yang diucapkannya.
 
3. Wawancara Kelompok
Wawancara kelompok merupakan percakapan yang dilakukan dengan lebih dari satu orang narasumber dalam satu kesempatan. Kesempatan seperti ini biasanya muncul ketika terjadi suatu peristiwa bencana alam atau kriminalitas. Tetapi, bisa juga terjadi untuk keperluan menulis sebuah feature keluarga yang berhasil.
 
 
 

Sumber :

– Kustadi Suhandang, 2004. Judul : Pengantar Jurnalistik : Seputar Organisasi, Produk, & Kode Etik. Penerbit Nuansa : Bandung.

 

Pengertian Wartawan

Pengertian Wartawan

Pengertian Wartawan adalah orang yang pekerjaannya mencari, mengumpulkan, memilih, mengolah berita dan menyajikan secepatnya kepada masyarakat luas melalui media massa, baik yang tercetak maupun elektronik. Yang dapat disebut sebagai wartawan adalah reporter, editor, juru kamera berita, juru foto berita, redaktur dan editor audio visual.
 
Pengertian Wartawan Freelense adalah orang yang tidak terikat oleh lembaga media massa, akan tetapi karyanya dimuat di media massa. Wartawan ini bersifat independen.
 
Pengertian Wartawan Newsgetter adalah orang yang bekerja atau terikat pada salah satu media massa yang perkerjaannya memilih atau menyeleksi berita-berita yang akan dimuat di media tempat orang tersebut bekerja. Wartawan newsgetter ini tidak independe, akan tetapi terikat pada aturan main media tempat dia bekerja.
 
Wartawan adalah reporter, editor dan juru kamera berita. Reporter adalah orang yang mencari, menghimpun dan menulis berita. Editor adalah orang yang menilai, menyunting berita dan menempatkannya di dalam media massa periodik, bisa tercatak, bisa elektronika.
 
Tugas Wartawan yaitu untuk menyajikan berita yang menarik, mendalam, faktual, aktual, padat dan jelas, memiliki daya gerak (vitalisasi), disajikan dengan gaya bahasa yang hidup dan lincah, sederhana atau lebih dikenal dengan gaya bahasa populer.
 
H. Rosihan Anwar mengatakan bahwa wartawan dapat dibagi menjadi dua, yaitu The Common Garden Journalist atau wartawan tukang kebun. Wartawan golongan ini mahir dalam menggunakan keahlian teknik kerja atau pratisi. Wartawan golongan kedua disebut The Thingker Journalist atau wartawan pemikir. Wartawan golongan ini merupakan wartawan yang berpikir bagaimana informasi bisa dibuat secara efektif, sehingga sampai pada sasaran secara komunikatif.
Di Indonesia peranan wartawan diakui secara luas, baik di kalangan masyarakat maupun kalangan pemerintahan. Setiap warga negara berhak memilih profesi wartawan, namun untuk menjadi wartawan profesional diperlukan persyaratan yang tidak mudah. Untuk itu, di Indonesia banyak wartawan yang dibesarkan dalam praktek. Namun yang akhirnya menjadi wartawan sejati yaitu mereka yang benar-benar memiliki bakat dan mencintai profesi wartawan.
 
Cara menjadi wartawan yang baik dan berkualitas yaitu seorang wartawan harus menguasai ilmu komunikasi, komunikasi massa, psikologi komunikasi, sosiologi komunikasi, filsafat komunikasi politik sosial budaya, sejarah perkembangan jurnalistik, banyak membaca, menguasai berbagai ragam bahasa, teknik penyajian dan mengetahui sifat-sifat yang mudah untuk digunakan.
 
Wartawan harus memiliki sifat yang jujur, adil, bijaksana, berkepribadian, bermoral, berpendidikan, terampil dan kreatif, serta berbakat. Wartawan harus selalu berpijak pada kebenaran dan yang harus selalu diperjuangkan, di samping harus selalu tanggap atau kritis pada situasi dan kondisi. Tanggap atau kritis terhadap situasi dan kondisi maksudnya adalah situasi dan kondisi seringkarli sudah menunjukkan sesuatu yang lain adanya dan yang perlu dilacak atau dipertanyakan.
 
 
 

Sumber :

– J. B. Wahyudi, 1991. Komunikasi Jurnalistik : Pengetahuan Praktis Kewartawanan, Surat Kabar-Majalah, Radio dan Televisi. Penerbit ALUMNI : Bandung.

 

Pengertian Jurnalistik dan Sejarahnya

Pengertian Jurnalistik dan Sejarahnya

Menurut A.W. Widjaja, Pengertian Jurnalistik adalah suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan cara menyiarkan berita maupun ulasannya mengenai berbagai peristiwa atau kejadian sehari-hari yang aktual dan faktual dalam waktu yang secepat-cepatnya.
 
Menurut Djen Amar, Pengertian Jurnalistik adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan berita kepada orang banyak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya.
 
Pengertian Jurnalistik menurut Onong Uchjana Effendy, Jurnalistik ialah kegiatan pengolahan laporan harian yang menarik minat orang banyak, mulai dari peliputan sampai penyebarannya kepada masyarakat.
 
Pengertian Jurnalistik menurut Fraser Bond adalah semua usaha di mana dan melalui mana berita-berita serta komentar-komentar mengenai suatu kejadian sampai kepada publik. Menurutnya, semua peristiwa di dunia yang kejadiannya menarik perhatian publik, serta merupakan pendapat, aksi, maupun buah pikiran akan merangsang seorang wartawan untuk meliputinya untuk dijadikan bahan berita.
 
Menurut Leslie Stephens, Pengertian Jurnalistik adalah penulisan mengenai hal-hal yang penting dan tidak penting dan tidak kita ketahui.
 
Pengertian Jurnalistik menurut pendapat Erik Hodgins, Jurnalistik ialah pengiriman informasi dari sini ke sana dengan benar, seksama dan cepat, dalam rangka membela kebenaran dan keadilan berpikir, yang selalu dapat dibuktikan.
 
MacDougall mengemukakan pengertian jurnalistik, Menurutnya Jurnalistik merupakan kegiatan untuk mengimpun berita, mencari fakta dan melaporkan peristiwa.
 
Menurut Astrid S. Susanto, Pengertian Jurnalistik ialah kejadian pencatatan dan pelaporan serta penyebaran mengenai kejadian sehari-hari
Dari pengertian jurnalistik di atas, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Jurnalistik adalah seni dan keterampilan mencari, mengumpulkan, megolah, menyusun dan menyajikan berita mengenai peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya. Indah disini mempunyai arti bahwa dapat diminati dan dinikmati sehingga bisa mengubah sikap, sifat, pendapat dan tingkah laku orang banyak.
 

| Sejarah Jurnalistik |

Sejarah Jurnalistik dimulai ketika tiga ribu tahun yang lalu, Firaun di Mesir, Amenhotep III, mengirimkan ratusan pesan kepada para perwiranya di provinsi-provinsi untuk memberitahukan apa yang terjadi di ibukota. Di Roma 2000 tahun yang lalu, tindakan-tindakan senar, peraturan-peraturan pemerintah, berita kelahiran dan kematian ditempelkan di tempat-tempat umum. Selama abad pertengahan di Eropa, siaran berita yang ditulis tangan merupakan media informasi yang sangat penting bagi para usahawan.
 
Keperluan untuk mengetahui apa yang terjadi merupakan kunci lahirnya jurnalistik selamaa berabad-abad. Tetapi, jurnalistik itu sendiri baru benar-benar dimulai ketika huruf-huruf lepas untuk percetakan mulai digunakan di Eropa sekitar tahun 1440. Dengan mesin cetak, lembaran-lembaran berita dan pamflet-pamflet dapat dicetak dengan kecepatan yang lebih tinggi, dalam jumlah yang lebih banyak dan dengan ongkos yang lebih rendah.
 
Sejarah jurnalistik selanjutnya yaitu munculnya surat kabar pertama yang terbit di Eropa secara teratur dimulai di Jerman pada tahun 1609. TIdak lama kemudian, surat kabar lainnya muncul di Belanda (1618), Perancis (1620) dan Italia (1636). Surat kabar abad ke 17 ini bertiras sekitar 100 sampai 200 eksemplar sekali terbit, meskipun Frankfurter Journal pada tahun 1680 sudah memiliki tiras 1500 sekali terbit.
 
Sejarah jurnalistik selanjutnya pada tahun 1702, Surat kabar Daily Courant yang menjadi harian pertama di Inggris yang berhasil diterbitkan. Ketika lebih banyak penduduk memperoleh pendapatan lebih besar dan lebih banyak di permintaan akan surat kabar. Bersamaan dengan hal tersebut, maka semakin besarlah penemuan mesin-mesin yang lebih baik dalam mempercepat produksi koran dan memperkecil ongkos.
 
Sejarah jurnalistik selanjutnya pada tahun 1833, di New York, Benjamin H. Day, menerbitkan untuk pertama kalinya penny newspaper (surat kabar murah yang harganya satu penny). Ia memuat berita-berita pendek yang ditulis dengan hidup, termasuk peliputan secara rinci mengenai berita-berita kepolisian untuk pertama kalinya. Berita-berita human-interest dengan ongkos murah ini menyebabkan bertambahnya secara cepat sirkulasi surat kabar tesebut. Kini di Amerika Serikar beredar 60 juta eksemplar harian setiap harinya.
 
Jurnalistik kini telah tumbuh jauh melampuai surat kabar pada awal kelahirannya. Majalah mulai berkembang sekitar dua abad lalu. PAda tahun 1920 radio komersial dan majalah-majalah berita muncul ke atas panggung. Televisi komersial mengalami boom setelah Perang Dunia ke Dua. Dengan canggihnya elektronik pada abad ke 21 ini, berita disajikan melalui komputer maupun telepon seluler dengan menggunakan jaringan internet.
 
 

Sumber :

– Kustadi Suhandang, 2004. Pengantar Jurnalistik : Seputar Organisasi, Produk, & Kode Etik. Penerbit Nuansa : Bandung.

 

Pengertian Berita

Pengertian Berita

Pengertian Berita adalah laporan mengenai peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting, menarik bagi sebagian besar peminatnya, masih baru atau aktual dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik.
 
Menurut Douglas Wood Miller, Pengertian Berita adalah peristiwa atau pendapat yang dapat menyentuh rasa insani yang selalu menjadi menarik perhatian banyak orang.
 
Pengertian Berita menurut James M Neal ialah kecenderungan, kondisi, situasi dan interprestasi.
 
Clarence Hach dan Earl English mengatakan bahwa asal ada fakta, interest dan audience, sudah ada berita. Berita menurut pendapat Clarence dan Earl mengesampingkan syarat penting dan aktualitas.
 
Menurut Mitchell V. Charnley, Pengertian Berita adalah laporan yang hangat, padat, cermat mengenai suatu kejadian, bukan kejadiannya itu sendiri.
 
Suatu peristiwa atau pendapat baru akan menjadi berita bila dimuat, dipublikasikan atau disebarluaskan melalui media massar periodik dan juga untuk dapat dimuat pada media massa periodik, peristiwa dan pendapat tersebut harus memiliki persyaratan khusus yaitu memiliki bobot atau nilai berita.
 
Persyaratan agar Peristiwa dan pendapat dapat diangkat menjadi berita atau dimuat di media massa periodik jika pertistiwa dan pendapat tersebut memiliki bobot. Di indonesia persyaratan tersebut ditambah satu lagi yaitu aman bila disiarkan atau setelah berita tesebut disebar luaskan, tidak akan menimbulkan keresahan di masyarakat. Hal ini dikarenakan Pers di Indonesia memiliki juga tanggung jawab keamanan atau securite responsibility.
 
Pada saat ini mengalami perkembangan dan perkembangan ini disebabkan karena meningkatnya selera pembaca, mendengar dan pemirsa, di samping terjadinya perkembangan teknologi informasi pada akhir abad ke 20 ini.
 
 
 

Sumber :

– J. B. Wahyudi, 1991. Komunikasi Jurnalistik : Pengetahuan Praktis Kewartawanan, Suratkabar-Majalah, Radio dan Televisi. Penerbit ALUMNI : Bandung.

 

Pengertian Pers dan Media Massa

Pengertian Pers dan Media Massa

Menurut Professor F. G. Arpan, Pengertian Pers adalah semua media komunikasi massa, baik surat kabar, radio maupun televisi. Untuk membicarakan bagian dari media tadi disebutkan nama media yang bersangkutan.
 
Menurut Frederich S. Siebert, Pengertian Pers adalah semua media komunikasi massa yang memenuhi persyaratan publisistik maupun tidak dan media komunikasi massa yan memenuhi persyaratan publisistik tertentu.
 
Pengertian Pers menurut Komisi Kebebasan Pers Amerika Serikat, Pers adalah semua alat komunikasi yang menyampaikan berita dan pendapat, perasaan dan kepercayaan, baik dengan surat kabar atau majalah, buku-buku, radio, televisi dan film.
 
Pengertian Pers menurut UU Pers No. 40 Tahun 1999, Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memiliki, memperoleh, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, gambar, suara, gambar dan suara, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media elektronik, media cetak dan segala jenis saluran yang tersedia.
 
Adapun pengertian pers dalam arti luas dan pers dalam arti sempit, sebagai berikut.
Pengertian Pers dalam arti sempit adalah media massa tercetak, seperti surat kabar dan majalah, sedangkan Pengertian Pers dalam arti luas adalah semua media massa periodik yaitu yang tercetak dan elektronika.
 

| Pengertian Media Massa |

Pengertian Media Massa adalah sarana untuk menyampaikan pesan atau pernyataan atau informasi yang bersifat umum kepada sejumlah orang yang jumlahnya relatif besar, tinggalnya tersebar, heterogen, anonim, tidak terlembagakan, perhatiannya terpusat pada isi pesan yang sama, yaitu pesan dari media massa yang sama dan tidak dapat memberikan arus balik secara langsung pada saat itu.
 
Media massa harus diterbitkan secara periodik atau siarannya secara periodik isi pesan harus bersifat umum, menyangkut semua permasalaha, mengutamakan aktualitas dan disajikan secara berkesinambungan. Termasuk dalam golongan ini yaitu majalah, surat kabar, radio, televisi dan film.
 
Jenis media massa ada dua, yaitu :
1. Jenis media massa yang diterbitkan atau disiarkan tidak periodik, contohnya : buku, pamflet, selebaran, spanduk, papan pengumuman, papan reklame dan lain-lain.
2. Jenis media massa yang diterbitkan atau disiarkan secara periodik, contohnya : surat kabar, majalah, radio, televisi dan film.
 
 
 

Sumber :

– J. B. Wahyudi, 1991. Judul : Komunikasi Jurnalistik : Pengetahuan Praktis Kewartawanan, Suratkabar-Majalah, Radio dan Televisi. Penerbit ALUMNI : Bandung.

 

Pengertian Reliabilitas Dalam Penelitian

Pengertian Reliabilitas Dalam Penelitian

Menurut Besterfield, Pengertian Reliabilitas adalah probabilitas bahwa produk akan melaksanakan fungsi yang diharapkan untuk periode waktu tertentu sesuai dengan kondisi lingkungan. Hal ini mencakup empat faktor, yaitu nilai numerik, fungsi yang diharapkan, hidup dan kondisi lingkungan.
 
Nilai Numerik adalah probabilitas produk yang berfungsi secara memuaskan selama periode waktu tertentu. Nilai numerik 0,95 menunjukkan probabilitas bahwa 95 dari 100 unit produk tidak akan berfungsi setelah periode waktu tersebut. Faktor kedua berkaitan dengan fungsi yang diharapkan dari produk tersebut. Suatu produk pasti dirancang agar dapat bermanfaat secara khusus dan diharapkan dapat melaksanakan manfaat tersebut. Faktor ketiga dalam pengertian reliabilitas adalah kondisi yang diharapkan dari suatu produk atau berapa lama produk diharapkan untuk berakhir. Kelangsungan hidup produk merupakan fungsi penggunaan, waktu maupun keduanya. Faktor terakhir adalah kondisi lingkungan. Produk yang dirancang untuk fungsi-fungsi di dalam rumah tidak dapat digunakan di luar rumah, di bawah sinar matahari, dengan angin kencang dan seterusnya. Kondisi lingkungan juga termasuk aspek penggudangan dan transportasi.
 
Menurut Mitra, Reliabilitas mengukur kualitas produk melalui lama waktu penggunaan produk tersebut. Untuk menjamin kepuasan pelanggan pada fase kinerja, pengukuran untuk memperbaiki reliabilitas mencakup probabilitas tersebut berkaitan dengan konsep, di mana nilai numerik dari probabilitas tersebut antara 0 dan 1, kinerja fungsional produk untuk memenuhi syarat tertentu, keberhasilan operasional pada periode tertentu dan kondisi lingkungan atau kondisi operasi di mana produk berada.
 
Menurut Richman dan Zachary, Reliable juga berarti ketergantungan dan kepercayaan. Dalam penelitian, reliable atau kehandalan berarti konsistensi atau kemampuan untuk mengulangi. Suatu pengukuran dikatakan reliable atau handal apabila penelitian tersebut dapat memberikan hasil yang sama dari waktu ke waktu. Reliable atau handal berarti produk tidak hanya dapat melaksanakan fungsinya, akan tetapi melaksanakan fungsinya dengan memuaskan untuk periode waktu tertentu.
Richman dan Zachary mengatakan bahwa ada beberapa metode pengujian reliabilitas yang biasa digunakan, misalnya memutar produk diantara suhu udara yang sangat tinggi dan yang sangat rendah, memasukkan produk ke dalam guncangan atau sinar yang mempengaruhi produk tersebut, mencelupkan produk-produk pada cairan untuk menguji kebocoran fisik atau menerapkan peningkatan tekanan mekanik atau kekuatan elektrik untuk unit-unit contoh pada pengujian model perusakan, untuk menentukan tekanan pada produk masih dapat teratasi.
 
 
 

Sumber :

– Dorothea Wahyu Ariani, 2004. Judul : Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kuantitatif dalam Manajemen Kualitas). Penerbit CV Andi Offset : Yogyakarta.

 

Pengertian Probabilitas Dalam Statistik

Pengertian Probabilitas Dalam Statistik

Pengertian Probabilitas adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat terjadinya suatu kejadian yang acak. Kata probabilitas itu sendiri sering disebut dengan peluang atau kemungkinan. Probabilitas secara umum merupakan peluang bahwa sesuatu akan terjadi.

 
Konsep probabilitas memiliki peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari bidang ilmiah, bidang pemerintahan, bidang usaha atau industri, sampai pada masalah-masalah kecil seperti masuk kantor atau tidak karena awan tebal yang kemungkinan akan hujan deras dan banjir.
 
Dalam mempelajari probabilitas, ada tiga kata kunci yang harus diketahui yaitu eksperimen, hasil (outcome) dan kejadian atau peristiwa (even). Sebagai contoh, sebuah eksperiman dilakukan dengan menanyakan kepada 100 orang pembaca, apakah mereka akan mengambil mata kuliah statistik atau kalkulus. Dari eksperimen ini akan terdapat beberapa kemungkinan hasil. Contohnya kemungkinan hasil pertama ialah sebanyak 58 orang akan mengambil mata kuliah apapun. Kemungkinan hasil lain adalah bahwa 75 orang mengambil mata kuliah kalkulus dan sisanya mengambil mata kuliah statistik. Contoh lain dari eksperimen adalah pelemparan sebuah dadu. Hasil (outcome) dari pelemparan sebuah dadu tersebut kemungkian akan keluar biji satu atau biji dua atau biji tiga dan seterusnya. Kumpulan dari beberapa hasil tersebut dikenal sebagai kejadian (even).
 
Probabilitas biasanya dinyatakan dengan bilangan desimal (seperti 0,50, 0,20 atau 0,89) atau bilangan pecahan seperti 5/100, 20/100, 75/100. Nilai dari probabilitas berkisar antara 0 sampai dengan 1. Jika semakin dekat nilai probabilitas ke nilai 0, maka semakin kecil juga kemungkinan suatu kejadian akan terjadi. Jika semakin dekat nilai probabilitas ke nilai 1, maka semakin besar peluang suatu kejadian akan terjadi.
 
 
 

Sumber :

– Meilia Nur Indah S, 2014. Statistika Deskriptif dan Induktif. Yang menerbitkan Graha Ilmu : Yogyakarta.

 

Pengertian Sensus dan Sampling Dalam Statistik

Pengertian Sensus dan Sampling Dalam Statistik

Dalam statistik dikenal dua macam cara pengumpulan data, yaitu cara sensus dan cara sampling.
Pengertian Sensus adalah cara pengumpulan data apabila seluruh elemen populasi diselidiki satu per satu. Data yang diperoleh tersebut merupakan hasil pengolahan sensus disebut sebagai data yang sebenarnya (true value), atau sering juga disebut parameter. Misalnya : hasil sensus penduduk tahun 1981 memberikan data sebenarnya mengenai penduduk Indonesia (jumlahnya menurut jenis kelamin, menurut umur, menurut pendidikan, menurut lapangan kerja dan agama), dan sensus pegawai negeri tahun 1974 memberikan data sebenarnya mengenai jumlah menurut pendidikan, menurut daerah, pusat dan lain sebagainya. sensus pertanian dan sensu industri, masing-masing memberikan data sebenarnya tentang keadaan permasalahan pertanian dan industri.
 
Perlu diperhatikan disini ialah bahwa cara sensus biayanya mahal serta memerlukan banyak waktu dan tenaga. Sebetulnya cara ini tidak efisien. Oleh karenanya, menurut rekomendasi PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) kepada para negara anggotannya, sensus penduduk pada tahun 1971, 1980, 1990 dan 2000), sedangkan sensus industri dan pertanian masing-masing cukup sekali dalam 5 tahun.
 
Pengertian Sampling adalah cara pengumpulan data apabila yang diselidiki berupa sampel dari suatu populasi. Data yang didapat dari hasil sampling merupakan data perkiraan (estimated value). Jadi, jika dari 100 perusahaan hanya akan diselidiki 10 saja, maka hasil dari penyelidikannya merupakan suatu perkiraan. Misalnya : perkiraan jumlah karyawan, perkiraan jumlah modal, perkiraan jumlah produksi, perkiraan rata-rata modal dan lain-lain. Jika nilai yang dihitung berdasarkan seluruh elemen populasi disebut parameter, maka data yang dihitung tersebut berdasarkan sampel disebut statistik (statistic tanpa s, sebab statistic dengan s diartikan ilmu statistik yang sering disebut statistika).
 
Kelebihan Sampling dibandingkan dengan Sensus, pengumpulan data dengan menggunakan cara sampling membutuhkan biaya yang jauh lebih sedikit, tenaga tidak terlalu banyak, memerlukan waktu yang lebih cepat dan dapat menghasilkan cakupan data yang lebih luas serta terperinci. Dalam banyak permasalahan yang dihadapi, metode pengumpulan data dengan cara sampling lebih disukai dengan pertimbangan keterbatasan biaya dan waktu serta penelitian yang bersifat merugikan.
 
Beberapa Jenis Sampling, sebagai berikut :
1. Sampling Acak adalah sampling yang pemilihan elemen-elemen populasinya dilakukan secara acak (random). Pemilihan ini dilakukan dengan menggunakan lotere, undian atau tabel bilangan acak (table of random number).
2. Simple Random Sampling ialah samplin dimana pemilihan elemen populasi dilakukan sedemikian rupa , sehingga setiap elemen tersebut mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih.
3. Multistage Random Sampling merupakan sampling dimana pemilihan elemen anggota sampel dilakukan secara bertahap.
4. Cluster Randim Sampling adalah sampling dimana elemen terdiri dari elemen-elemen yag lebih kecil disebut klaster. Klaster yang terpilih sebagai sampel, maka seluruh elemennya harus diteliti satu per satu. Berbeda dengan stratified random sampling dimana setiap stratum diambil sampelnya untuk membuat perkiraan guna mewakili parameter dari stratum yang bersangkutan.
5. Systematic Random Sampling ialah sampling dimana pemilihan elemen pertama dipilih secara acak (random), sedangkan elemen berikutnya dipilih secara sistematis berjarak k, dimana k = N/n. Caranya sebagai berikut : pilih salah satu angka secara acak dari 1 sampai dengan k.
6. Stratified Random Sampling yaitu sampling dimana pemilihan elemen anggota sampel dilakukan sebagai berikut :
– pertama, populasi dipecah atau dibagi menjadi populasi yang lebih kecil yang disebut STRATUM. Pembuatan STRATUM harus homogen atau relatif homogen, misalnya menjadi k Stratum (k= 2,3 atau lebih).
– kedua, setiap STRATUM diambil sampel secara acak, kemudian dibuat perkiraan untuk mewakili STRATUM yang bersangkutan.
– ketiga, pada perkiraan untuk seluruh populasi dipergunakan rumus gabungan.
 
 
 
 

Sumber :

– J. Supranto, 2008. STATISTIK (Teori dan Aplikasi). Yang Menerbitkan ERLANGGA.

 

Pengertian Statistika

Pengertian Statistika 

 

Menurut Kendal dan Stuart, Pengertian Statistika adalah cabang dari metode ilmiah yang berhubungan dengan pengumpulan data yang dikumpulkan dengan mencacah atau mengukur sifat-sifat dari populasi.
 
Pengertian Statistika menurut Mood, Graybill dan Boes, Statistika adalah teknologi dari metode ilmiah. Mereka juga menambahkan bahwa statistika berhubungan dengan rancangan percobaan dan penyelidikan, dan penarikan kesimpulan statistik.
 
Pengertian Statistika menurut Modenhall, Statistika ialah suatu bidang sains yang berkaitan dengan ekstraksi informasi dari data numerik dan menggunakannya untuk membuat keputusan tentang populasi dari mana data tersebut diperoleh.
 
Asher mengomentari percobaan dan aplikasi statistika, beliau mengatakan bahwa statistika berhubungan dengan metode untuk menarik kesimpulan dari hasil percobaan atau proses.
Freund dan Walpole melihat statistika sebagai sains dalam pengambilan keputusan di dalam ketidakpastian.
 
Jadi pengertian statistika secara umum adalah suatu teori informasi, dengan penarikan kesimpulan sebagai tujuannya.
 
Tujuan statistika yaitu untuk membuat kesimpulan mengenai suatu yang lebih luas (populasi) berdasarkan keterangan yang ada pada sebagian contoh (sampel) yang diambil dari populasi. Teori statistika adalah suatu teori informasi yang berhubungan dengan pengangkaan informasi, menentukan percobaan atau prosedur untuk pengumpulan data, dengan pengeluaran biaya yang minimal, dari sejumlah informasi tertentu dan menggunakan informasi ini untuk membuat kesimpulan-kesimpulan. Pembuatan kesimpulan terhadap populasi yang tidak diketahui ialah prosedur yang terdiri atas dua langkah. Langkah pertama yaitu kita menentukan prosedur-prosedur penarikan kesimpulan yang cocok dari situasi yang dihadapi dan langkah kedua yaitu kita mencari ukuran kecocokan dari kesimpulan yang dihasilkan.
Jadi data atau inforrmasi merupakan bagian yang sangat penting dalam menggunakan statistik sebagai alat untuk mengambil keputusan. Demikian juga sebaliknya, statistika adalah salah satu alat yang dapat dipergunakan untuk memanfaatkan data (informasi) sebagai bahan pengambilan keputusan. Selain karena menggunakan informasi atau data sebagai landasan pengambilan keputusan, pengambilan keputusan dengan statistika juga memiliki keunggulan lain yaitu statistika juga memberikan ukuran kecocokan atau ukuran kesalahan dari kesimpulan yang dibuat.
 
 
 

Sumber :

– Meilia Nur Indah S, 2014. Statistika Deskriptif dan Induktif. Penerbit Graha Ilmu : Yogyakarta.

Pengertian Statistik

Pengertian Statistik

Pengertian Statistik dalam Arti Sempit adalah data ringkasan berbentuk angka, seperti jumlah, rata-rata, proporsi (persentase) dan berbagai nilai koefisien seperti koefisien variasi, koefisien korelasi, koefisien determinasi dan koefisien regresi.
 
Pengertian Statistik dalam Arti Luas adalah ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengelolahan, penyajian dan analisis data termasuk cara pengambilan kesimpulan dengan memperhitungkan unsur ketidakpastian (uncertainty) berdasarkan konsep probabilitas (probabbility).
 
Untuk Mempelajari Pengertian Statistik dalam arti luas kita perlu mengetahui beberapa istilah pokok antara lain sebagai berikut :

1. Elemen yaitu sesuatu yang menjadi objek pengumpulan data atau pemeriksaan atau penelitian. Sering juga elemen ini disebut “sampling unit‘ atau “unit analysis“.
2. Karakteristik ialah sifat, ciri atau hal-hal yang dimiliki elemen (semua keterangan mengenai elemen).
3. Variabel atau perubah adalah sesuatu yang nilainya berubah-ubah menurut waktu atau berbeda menurut elemen atau tempat. Nilai karakteristik merupakan variabel, biasanya diberi simbol huruf X.
4. Populasi yaitu kumpulan yang lengkap dari elemen-elemen yang sejenis akan tetapi dapat dibedakan karena karakteristiknya.
5. Sampel ialah kumpulan sebagai elemen populasi.
6. Sensus adalah cara pengumpulan data kalau semua elemen populasi diteliti satu per satu. Hasilnya merupakan data statistik sebenarnya yang disebut parameter.
7. Sampling ialah cara pengumpulan data kalau hanya elemen sampel yang di teliti, hasilnya merupakan data perkiraan atau dugaan (estimate).
8. Kesalahan Sampling (sampling error) yaitu kesalahan yang terjadi karena tidak semua elemen diteliti, ini merupakan selisih antara data perkiraan (estimate) dan data sebenarnya. 9. Sampling error dipergunakan untuk mengukur tingkat ketelitian data perkiraan dari hasil penelitian sampel.


Sumber :

– Supranto, 1995. Pengantar Statistik Bidang Hukum. Yang Menerbitkan PT Rineka Cipta : Jakarta.

 

Pengertian dan Jenis Observasi

Pengertian dan Jenis Observasi

Pengertian Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja, yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang diselidiki.
 
Pengertian Observasi dalam Arti Sempit adalah mengamati secara langsung terhadap gejala yang ingin diselidiki.
Pengertian Obsevasi dalam Arti Luas adalah mengamati secara langsung dan tidak langsung terhadap gejala-gejala yang diselidiki.
 
Dari pengertian observasi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Pengertian Observasi adalah proses mengamati tingkah siswa dalam suatu situasi tertentu. Situasi yang dimaksud dapat berupa situasi sebenarnya atau alamiah, dan juga situasi yang sengaja diciptakan atau eksperimen.
Dalam melakukan observasi kita harus memperhatikan dengan teliti objek yang akan diteliti. Satu sampel yang kita ambil belum bisa dijadikan sebagai kesimpulan dari penilitian, oleh karena itu diperlukan banyak objek penelitian sebagai pembanding dalam melakukan observasi.
 
Alat pengumpul data yang bisa dipergunakan dalam melakukan observasi ialah dengan menggunakan catatan anekdot atau lebih populer disebut blanko observasi. Blanko observasi dapat digunakan oleh pembimbing sebagai alat pembantu dalam mencatat dan mendeskripsikan tingkah laku siswa yang sedang diamati.
 
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam observasi oleh pembimbing yaitu mencatat hanya apa yang nyata-nyata terjadi dan tidak mencampuradukkan dengan berbagai komentar atau interprestasinya terhadap tingkah laku siswa yang diamatinya.

| Jenis Jenis Observasi |

Jenis Jenis Observasi menurut Marie Jahoda, sebagai berikut.
1.  Observasi Partisipasi
Observasi partisipasi merupakan salah satu dari jenis jenis observasi. Observasi partisipasi pada umumnya dipergunakan untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Suatu observasi disebut observasi partisipasi bia observer turut mengambil bagian dalam kehidupan observasi.
 
2. Observasi Sistematik
Observasi sistematik merupakan salah satu dari jenis jenis observasi. Observasi sistematik biasa disebut dengan observasi berkerangka. Sebelum mengadakan observasi terlebih dahulu dibuat kerangka mengenai berbagai faktor dan ciri ciri yang akan diobservasi.
 
3. Observasi Eksperimental
Observasi eksperimental merupakan salah satu dari jenis jenis observasi. Observasi eksperimental memiki ciri ciri sebagai berikut : (1) situasi yang dibuat sedemikian rupa sehingga observasi tidak mengetahui maksud diadakannya observasi, (2) dibuat variasi situasi untuk menimbulkan tingkah laku tertentu, (3) observasi dihadapkan pada situasi yang seragam, (4) situasi ditimbulkan atau dibuat sengaja, (5) faktor-faktor yang tidak diinginkan pengaruhnya dikontrol secermat mungkin, dan (6) segala aksi-reaksi dari observasi dicatat dengan teliti dan cermat.
 
 
 

Sumber :

– Dewa Ketut Sukardi, 1985. Pengantar Teori Konseling : Suatu Uraian Ringkas. Penerbit Ghalia Indonesia : Jakarta.

 

Pengertian dan Macam Macam Hipotesis Penelitian

Pengertian dan Macam Macam Hipotesis Penelitian

Pengertian Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori dan belum menggunakan fakta. Oleh karena itu, setiap penelitian yang dilakukan memiliki suatu hipotesis atau jawaban sementara terhadap penelitian yang akan dilakukan. Dari hipotesis tersebut akan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan apakah hipotesis tersebut benar adanya atau tidak benar.

 
Dalam penelitian yang menggunakan analisis statistik inferensial, terdapat dua hipotesis yang perlu diuji, yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Menguji hipostesis penelitian berarti menguji jawaban yang sementara itu apakah betul-betul terjadi pada sampel yang diteliti atau tidak. Kalau terjadi berarti hipotesis penelitian terbukti dan kalau tidak berarti bahwa tidak terbukti. Selanjutnya menguji hipotesis statistik, berarti menguji apakah hipotesis penelitian yang telah terbukti atau tidak terbukti berdasarkan data sampel itu dapat diberlakukan pada populasi atau tidak.
 

| Macam Macam Hipotesis |

Macam macam hipotesis dalam penelitian, sebagai berikut :
 
1. Hipotesis Deskriptif
Pengertian Hipotesis Deskriptif adalah dugaan terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel walaupun di dalamnya bisa terdapat beberapa kategori. Hipotesis deskriptif ini merupakan salah satu dari macam macam hipotesis.
Contoh :
Ho : Kecenderungan masyarakat memilih warna mobil gelap.
Ha : Kecenderungan masyarakat memilih warna mobil bukan warna gelap.
 
2. Hipotesis Komparatif
Pengertian Hipotesis Komparatif adalah dugaan terhadap perbandingan nilai dua sampel atau lebih. Hipotesis komparatif merupakan salah satu dari macam macam hipotesis. Dalam hal komparasi ini terdapat beberapa macam, yaitu :
(1) Komparasi berpasangan (related) dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel).
(2) Komparasi independen dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel).
Contoh :
Sampel Berpasangan, komparatif dua sampel
Ho : Tidak terdapat perbedaan nilai penjualan sebelum dan sesudah ada iklan.
Ha : Terdapat berbedaan nilai penjualan sebelum dan sesudah ada iklan
Sampel Independen, komparatif tiga sampel
Ho : Tidak terdapa perbedaan antara birokrat, akademisi dan pebisnis dalam memilih partai.
Ha : Terdapa perbedaan antara birokrat, akademisi dan pebisnis dalam memilih partai.
 
3. Hipotesis Asosiatif
Pengertian Hipotesis Asosiatif adalah dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis asosiatif merupakan salah satu dari macam macam hipotesis.
Contoh :
Ho : Tidak terdapat hubungan antara jenis profesi dengan jenis olah raga yang disenangi.
Ha : Terdapat hubungan antara jenis profesi dengan jenis olah raga yang disenangi.
 
 
 

Sumber :

– Sugiyono, 1999. Judul : Statistik Nonparametris Untuk Penelitian. Penerbit Alfabeta : Bandung.

 

Pengertian Metode Penelitian, jenis dan contohnya

Pengertian Metode Penelitian, jenis dan contohnya

Pengertian Metode Penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian akan dilaksanakan. Metode penelitian ini sering dikacaukan dengan prosedur penelitian atau teknik penelitian. Hal ini disebabkan karena ketiga hal tersebut saling berhubungan dan sulit dibedakan.
 
Metode penelitian membicarakan megenai tata cara pelaksanaan penelitian, sedangkan prosedur penelitian membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengukur atau mengumpulkan data penelitian. Dengan demikian, metode penelitian melingkupi prosedur penelitian dan teknik penelitian.
 
Menurut Nazir, seorang peneliti sebelum melaksanakan penelitian, sebaiknya menjawab terlebih dahulu tiga buah pertanyaan, yaitu :
1. Urutan kerja apakan yang harus dilakukan dalam melaksanakan penelitian ?
2. Alat-alat apakah yang akan digunakan dalam mengukur atau mengumpulkan data ?
3. Bagaimana melakukan penelitian tersebut ?
 
Contoh metode penelitian :
Apabila dalam sebuah penelitian, yang dibicarakan adalah pelaksanaan percobaan di lapangan, di mana dalam penentuan plot, pertama-tama dilakukan pembagian daerah menjadi beberapa blok, kemudian setiap blok dibagi lagi dan seterusnya, maka yang dibicarakan adalah prosedur penelitian. Jika, yang dibicarakan adalah penggunaan interview atau wawancara sebagai alat pengumpulan data, maka yang dibicarakan adalah teknik penelitian. Jika yang dibicarakan adalah bagaimana penelitian dilakukan, yaitu dengan prosedur dan alat bagaimana suatu penelitian dilakukan, maka yang dibicarakan adalah metode penelitian.
Jadi, dalam metode penelitian ini tercakup prosedur penelitian dan teknik penelitian.

| Jenis Jenis Metode Penelitian |

Jenis jenis metode penelitian terkait dengan jenis penelitiannya sendiri sebagai berikut.
1. Metode Historis
Metode historis merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode historis bertujuan untuk merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan obyektif dengan mengumpulkan, menilai, memverifikasi dan mensintesiskan bukti untuk menetapkan fakta dan mencapai konklusi yang dapat dipertahankan, seringkali dalam hubungan hipotesis tertentu. Dengan metode historis, seorang ilmuwan sosial peneliti historis yaitu orang yang mengajukan pertanyaan terbuka mengenai peristiwa masa lalu dan menjawabnya dengan fakta terpilih yang disusun dalam bentuk paradigma penjelasan.
Dengan demikian, penelitian dengan metode historis merupakan penelitian yang kritis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa lampau dan menimbang secara teliti dan hati-hati terhadap validitas dari sumber-sumber sejarah serta interprestasi dari sumber-sumber keterangan tersebut.
 
2. Metode Deskriptif
Metode deskriptif merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengindetifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi dan menetukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
Dengan demikian metode penelitian deskriptif ini digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu, dalam hal ini bidang secara aktual dan cermat. Metode deskriptif bukan saja menjabarkan (analitis), akan tetapi juga memadukan. Bukan saja melakukan klasifikasi, tetapi juga organisasi. Metode penelitian deskriptif pada hakikatnya adalah mencari teori, bukan menguji teori. Metode ini menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah.
 
3. Metode Korelasional
Metode korelasional merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode korelasional merupakan kelanjutan metode deskriptif. Pada metode deskriptif, data dihimpun, disusun secara sistematis, faktual dan cermat, namun tidak dijelaskan hubungan diantara variabel, tidak melakukan uji hipotesis atau prediksi. Pada metode korelasional, hubungan antara variabel dteliti dan dijelaskan. Hubungan yang dicari ini disebut sebagai korelasi. Jadi, metode korelasional mencari hubungan di antara variabel-variabel yang diteliti.
Tujuan metode korelasi yaitu untuk meneliti sejauh mana variabel pada satu vektor yang berkaitan dengan variasi pada faktor lainnya. Jika pada metode ini, hanya dua variabel yang dihubungkan, maka disebut korelasi sederhana dan jika lebih dari dua variabel dihubungkan disebut korelasi berganda. Pada metode ini, pencarian hubungan (korelasi) antara dua variabel menggunakan koefisiesn korelasi atau koefisien determinasi.
 
4. Metode Eksperimental
Metode eksperimental merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode eksperimental merupakan metode penelitian yang memungkinkan peneliti memanipulasi variabel dan meneliti akibat-akibatnya. Pada metode ini variabel-variabel dikontrol sedemikian rupa, sehingga variabel luar yang mungkin mempengaruhi dapat dihilangkan.
Metode eksperimental bertujuan untuk mencari hubungan sebab akibat dengan memanipulasikan satu atau lebih variabel, pada satu atau lebih kelompok eksperimental dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak mengalami manipulasi. Manipulasi adalah mengubah secara sistematis sifat-sifat atau nilai-nilai variabel bebas. Kontrol merupakan kunci metode eksperimental, sebab tanpa kontrol manipulasi dan observasi akan menghasilkan data yang meragukan.
 
5. Metode Kuasi Eksperimental
Metode kuasi eksperimental merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode kuasai eksperimental hampir menyerupai metode ekperimental, hanya pada metode ini, peneliti tidak dapat mengatur sekehendak hati variabel bebasnya.
Metode kuasi eksperimental mempunyai dua ciri, yaitu sebagai berikut : (1) peneliti tidak mampu meletakkan subjek secara random pada kelompok eksperimental atau kelompok kontrol. Yang dapat dilakukan peneliti adalah mencari kelompok subjek yang diterpa variabel bebas dan kelompok lain yang tidak mengalami variabel bebas.
(2) Peneliti tidak dapat mengenakan variabel bebas kapan dan kepada siapa saja yang dikendakinya.
 
 
 

Sumber :

– M. Iqbal Hasan, 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Penerbit Ghalia Indonesia : Jakarta.

 

Pengertian Abstrak Dalam Penelitian

Pengertian Abstrak Dalam Penelitian

Pengertian Abstrak adalah gambaran menyeluruh mengenai kegiatan penelitian yang dibuat secara ringkas. Secara umum abstrak terdiri dari 150 hingga 200 kata. Tentu saja batasan ini tidak bersifat mutlak.
 
Fungsi Abstrak yaitu memberikan gambaran kepada pembaca mengenai isi laporan yang akan dibacanya. Penulisan abstrak ini menjadi penting karena isi abstrak akan mempengaruhi pembaca untuk memutuskan apakah ia akan membaca laporan tersebut atau tidak.
Contohnya :
Setelah membaca isi abstrak, pembaca akan tahu bahwa informasi yang akan ia cari dengan membaca laporan tidak ada sama sekali sehingga pembaca memutuskan untuk mencari laporan lain, atau bisa saja setelah pembaca membaca abstrak, ia memutuskan bahwa laporan yang sudah kita buat bahasannya tidak menarik atau sudah bersifat umum informasinya sehingga pembaca memutuskan untuk tidak akan membaca laporan tersebut.
 
Beberapa kalangan beranggapan bahwa judul sebuah laporan merupakan sebuah abstrak karena dengan kita dapat dari tulisan atau laporan yang ada. Tentu saja abstrak di sini bukan hanya judul saja. Abstrak berisi mulai dari kita mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil penelitian yang ada.
 
 
 

Sumber :

– Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif : Teori dan Aplikasi. Penerbit PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.

 

Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif

Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif

| Teknik Pengumpulan Data Kualitatif |
Teknik pengumpulan data kualitatif yaitu dapat diperoleh dari kuesioner, wawancara, catatan pengamatan, pengambilan foto, perekaman audio dan video.
1. Dokumen Kuesioner
Kuesioner merupakan salah satu dari teknik pengumpulan data kualitatif. Kuesioner menggunakan pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat yang mendukung teori dan informasi yang dibutuhkan untuk proyek anda.
2. Dokumen Wawancara
Wawancara ialah salah satu dari teknik pengumpulan data kualitatif. Dalam penelitian dilakukan wawancara dengan pertanyaan, sehingga responden dapat memberikan informasi yang tidak terbatas dan mendalam dari berbagai perspektif. Semua wawancara dibuat transkip dan disimpan dalam file teks.
3. Catatan Pengamatan
Catatan pengamatan merupakan salah satu dari teknik pengumpulan data kualitatif. Pengamatan untuk memperoleh data dalam penelitian memerlukan ketelitian untuk mendengarkan dan perhatian yang hati-hati dan terperinci pada apa yang dilihat. Catatan pengamatan pada umumnya berupa tulisan tangan.
4. Rekaman Audio
Rekaman audio ialah salah satu dari teknik pengumpulan data kualitatif. Dalam melakukan wawancara tidak jarang dibuat rekaman audio. Untuk menangkap inti pembicaraan diperlukan kejelian dan pengalaman seseorang yang melakukan wawancara. Anda dapat merekam audio wawancara sehingga dapat digunakan untuk menggali isi wawancara lebih lengkap pada saat pengolahan data dilakukan.
5. Rekaman Video
Rekaman video merupakan salah satu dari teknik pengumpulan data kualitatif. Dalam penelitian sering dibuat rekaman video untuk melengkapi data. Rekaman video dapat digunaan untuk menggali isi video lebih dalam pada saat pengolahan data dilakukan.
6. Data dari Buku
Mengambil data dari buka merupakan salah satu dari teknik pengumpulan data kualitatif. Dalam penelitian sering digunakan data yang berasal dari halaman tertentu dari suatu buku. Data dari halaman buku tersebut dapat digunaan dalam pengolahan data bersama data yang lainnya.
7. Data dari Halam Web
Mengambil data dari halaman web merupakan salah satu dari teknik pengumpulan data kualitatif. Dalam penelitian sering digunakan data yang berasal dari halaman suatu website. Seperti halnya data dari buku, data dari halaman web tersebut dapat digunakan dalam pengolahan data bersama data yang lain.

| Teknik Analisis Data Kualitatif |

Menurut Miles dan Huberman, terdapat tiga teknik analisisi data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses ini berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul.
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil. Reduksi tidak perlu diartikan sebagai kuantifikasi data.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan dan bagan.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat digunakan untuk mengambil tindakan.
Pengertian Analisis Data Kualitatif adalah proses analisis kualitatif yang mendasarkan pada adanya hubungan semantis antar bariabel yang sedang diteliti.
Tujuan Analisis Data kualitatif yaitu agar peneliti mendapatkan makna hubungan variabel-variabel sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian. Hubungan antar semantis sangat penting karena dalam analisis kualitatif, peneliti tidak menggunakan angka-angka seperti pada analisis kuantitatif. Prinsip pokok teknik analisis data kualitatif ialah mengolah dan menganalisis data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai makna.


Sumber :

– Ariesto Hadi Sutopo dan Adrianus Arief, 2010. Judul : Terampil Mengolah Data Kualitatif Dengan NVIVO. Penerbit Prenada Media Group : Jakarta.