Selasa, 26 April 2016

Mitokondria : Pengertian Mitokondria

Apa itu Mitokondria ?

 

Istilah Mitokondria berasal dari kata mitos yang berarti benang dan chondrion yang berarti butir. Istilah ini dikaitkan dengan strukturnya apabila diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya yang tampak sebagai batang-batang halus atau seperti butir-butir yang tersebar dalam sitoplasma.


Dalam sebuah sel tidak menentu jumlah dan bentuknya. Dalam sel hepar normal paling sedikit dapat ditemukan 1000 buah mitokondria dengan mikroskop optik dapat ditujukan dengan pewarna Supravital  Janus Green atau dengan mikroskop medan gelap atau mikroskop kontras fase.

Dengan mikroskop elektron terlihat bahwa mitokondria mempunyai dinding rangkap, yang masing-masing berstruktur dwi-lapis lipid. Dinding sebelah dalam melipat-lipat membentuk sekat-sekat yang disebut cristae mitochondriales. Diameter mitokondria sekitar 0,35-0,74 mikron. Di dalam mitokondria terdapat cairan yang lebih padat dari sitoplasma yang disebut matriks mitokondria. Di dalam matriks ini dikandung butir-butir yang disebut butir-butir matriks sebesar 30 - 50 nm.

Di dalam mitokondria telah ditemukan adanya molekul DNA, RNA dan ribosom yang sedikit berbeda dengan yang terdapat dalam sitoplasma sel tersebut. Dengan adanya DNA, RNA dan ribosom yang dimiliki sendiri, maka mitokondria mampu membuat proteinnya sendiri. Di dalam sel terlihat adanya pembentukan baru mitokondria yang merupakan hasil pembelahan mitokondria secara amitosis. Adanya kemampuan pembelahan diri dan kemampuan mensintesis protein secara mandiri, maka mitokondria dikatakan bersifat semiotonom. Hal ini sesuai dengan hipotesis bahwa sebenarnya mitokondria berasal dari bakteri yang masuk ke dalam sel organisme hidup yang kemudian hidup secara simbiosis. Simbiosis ini berkaitan dengan kebutuhan sel dalam proses metabolisme bahan makanan yang melalui proses anerobik dan erobik.

Mitokondria memiliki keterbatasan untuk mensintesis sendiri fosfolopid membrannya. Kalau organela yang bermembran lain mendapatkan protein dan lipid membran dengan cara penambahan melalui membran vesikel dan ER, maka mitokondria mendapatkan bahan-bahan tersebut tidak dengan cara yang demikian. Protein dan lipid diterima secara terpisah, bahkan proteinnya dapat diperoleh dari sistesis sendiri.

Di dalam proses metabolisme karbohidrat dalam sebuah sel, terjadilah secara berturut-turut reaksi anerobik dan erobik yang membutuhkan oksigen. Pada awalnya karbohidrat yang diabsorbsi oleh sel akan dipecah-pecah secara anerobik dengan bantuan beberapa enzim, sehingga terjadilah asam piruvat. Proses perubahan asam cuka baik yang berasal dari pemecahan karbohohidrat maupun dari lemak berlangsung dalam mitokondria dan akan mengalami proses erobik dalam siklus Krebs. Proses yang disebut terakhir ini dinamakan respirasi sel.

Dalam proses siklus Krebs tersebut dibutuhkan sejumlah enzim yang terdapat dalam matriks mitokondria yang akan memberikan hasil akhir dari berupa Karbon dioksida. Selam proses ini akan dilepaskan ion H yang akan ditangkap oleh koenzim NAD (Nicotinamide adenine dinucleotide). Elektron yang berasal dari hidrogen tersebut pindah melalui beberapa enzim pernapasan (flavoprotein dan sitokhrom) yang akhirnya bersenyawa dengan proton dari oksigen membentuk energi yang disimpan dalam ikatan ATP (Adenosin TriPospat) yang berasal dari ADP (Adenosin diPospat). Sedangkan enzim-enzim yang diperlukan terikat pada membran dinding sebelah dalam mitokondria yang terdiri dari bagian-bagian yang disebut unit globular (inner membran sub units). Tiap sub unit tersebut terdiri dari bangunan bulat dengan diameter 9 nm yang dihubungkan dengan tangkai sepanjang 3,5 - 4,5 nm.

 

Sumber : 

Subowo, 2011. Biologi Sel. Yang Menerbitkan CV Sagung Seto : Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar