Selasa, 26 April 2016

Pengertian, Struktur, Sejarah Penemuan Virus

Pengertian Virus, Struktur Virus dan Sejarah Penemuan Virus

 

Pengertian Virus adalah partikel berukuran sangat kecil yang dapat menginfeksi hampir semua jenis organisme. Ukuran virus sekitar 20 sampai dengan 300 milimikron. Jadi, ukuran virus jauh lebih kecil dibandingkan bakteri yang berukuran 10 mikron.

Karena ukuran virus yang kecil, maka virus tidak dapat diamati dengan mikroskop cahaya. Virus hanya dapat diamati jika menggunakan mikroskop elektron. Virus dapat lolos dari saringan keramik (ceramic filter), padahal bakteri tidak dapat lolos dari penyaring tersebut.

Virus bukanlah sel karena ukurannya sangat kecil, membran sel, tidak memiliki sitoplasma, ribosom dan dapat dikristalkan. Sampai sekarang para ilmuwan belum mencapai kesepakatan apakah virus merupakan makhluk hidup atau bukan makhluk hidup, karena virus tidak mengalami pertumbuhan dan tidak melakukan metabolisme, serta tidak dapat berkembang biak dengan sendirinya. Virus memiliki sebagian sifat yang dapat menyatakannya sebagai makhluk hidup, namun tidak semua kriteria kehidupan dapat dipenuhi oleh virus. Apabila kita meninggalkan virus dalam suatu botol yang kering, maka virus akan menghablur seperti kristal garam atau gula dan tidak akan tumbuh, berkembang, berkembang biak, ataupun mati. Dengan demikian virus dikatakan sebagai makhluk peralihan antara hidup dan tidak hidup.


Struktur Virus

1. Bentuk Virus
Saat ini telah diketahui bahwa bentuk virus ada bermacam-macam. Ada yang berbentuk memanjang (batang), oval, bulat dan ada pula yang bentuknya seperti huruf T (virus T).
Ciri lain virus yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup adalah tubuh virus hanya tersusun atas selubung yang disebut kaspid. Kaspid tersusun atas molekul prositoplasma seperti pada sel, tidak memiliki organela, sehingga tidak melakukan metabolisme. Karena itu para pakar tidak menggolongkan virus sebagai sel atau organisme. Ukuran virus yang sangat kecil tidak memungkinkannya untuk memiliki struktur sebagaimana struktur sel. Satu unit lengkap virus yang dapat menginfeksi organisme hidup disebut virion.

2. Bagian Tubuh Luar Virus
Tubuh virus, misalnya bakteriofag T4 (virus penginfeksi bakteri) merupakan virus yang paling kompleks, terdiri atas kepala dan ekor dengan serabut ekor yang dapat mengenal dan menancap pada dinding sel inangnya. Kepala memiliki bentuk bersegi delapan yang di dalamnya mengandung inti virus dan dikenal sebagai kepala virus. Dari kepala virus tersebut muncul selubung memanjang (tubus) yang disebut sebagai ekor virus. Pada bagian ujungnya ditumbuhi serabut-serabut ekor. Ujung dari serabut ekor merupakan penerima rangsang (reseptor).
Ekor berfungsi sebagai alat penginfeksi. Pada bagian kepala dan ekor memiliki selubung yang disebut kaspid. Selubung atau kaspid tersusun atas molekul-molekul protein. Satu unit protein yang menyusun kaspid disebut sebagai kapsomer. Jenis virus yang menginfeksi sel eukariotik tidak memiliki serabut ekor. Bagaimana pun strukturnya, virus harus memiliki molekul-molekul tertentu pada permukaan luarnya agar dapat mengikat dan menempel pada molekul di permukaan sel inang.

3. Bagian inti Virus
Bagian int virus tersusun atas asam inti (asam nukleat). Asam nukleat sebagai penyusun virus pada umumnya hanya satu untaian, Namun pada virus influenza terdapat 6 sampai dengan 8 untaian. Setiap untaian asam nukleat mengandung 3.500 sampai dengan 600.000 nukleotida. Dalam 1 gen tersusun atas 1000 nukleotida, maka dapat diperkirakan bahwa virus hanya tersusun atas 2 sampai beberapa ratus gen.
Virus memiliki asam nukleat yang bervariasi, ada yang memiliki DNA atau asam deoksiribonukleat ganda berpilin dan DNA tungga berpilin. DNA tersebut berbentuk linear (lurus) atau sirkuler (melingkar). Beberapa virus ada yang memiliki asam nukleat yang berupa RNA atau asam ribonukleat. RNA ini ada yang berupa rantai tunggal dan ada yang berupa rantai ganda. RNA dan DNA merupakan materi genetik, yaitu berisi kode-kode pembawa dari sifat virus.

Sejarah Penemuan Virus

Pada tahun 1892, biologiwan Rusia Dmitri Ivanovsky mempelajari penyakit tembakau yang disebut penyakit mosaik tembakau. Penyakit tersebut yang mengakibatkan daun tembakau berbercak kuning. Ivanovsky membuat suatu eksperimen, jika ekstrak daun yang terserang penyakit mosaik dioleskan pada daun yang sehat, dalam beberapa waktu kemudian daun yang sehat itu terserang penyakit. Akan tetapi jika ekstrak itu dipanaskan sampai mendidih dan setelah dingin dioleskan pada daun sehat, hasilnya tidak menyebabkan sakit pada daun sehat.

Ivanovsky memberikan simpulan sementara bahwa penyakit mosaik pada tembakau disebabkan oleh bakteri patogen (bakteri penyebab penyakit). Namun ketika beliau pada tahun 1983 menyaring ekstrak daun tembakau yang terserang patogen itu dengan saring keramik, kemudian cairan hasil saringan itu dioleskan ke daun tembakau yang sehat, hasilnya ternyata daun tersebut menjadi sakit. Seandainya penyakit ini disebabkan oleh bakteri, maka daun tembakau akan tetap sehat karena bakteri tersaring oleh saringan keramik. Ivanovsky menduga penyebab penyakit mosaik pada daun tembakau itu adalah bakteri yang sangat kecil.

M. Beijerinck seorang ilmuwan Belanda pada tahun 1899 melakukan percobaan berdasarkan penemuan Ivanovsky. Ivanovsky mengoleskan getah hasil saringan dari satu tembakau ke tembakau lain secara berjenjang. Pada awalnya dia menyaring getah daun tembakau yang terkena penyakit dengan saringan keramik, kemudian dari getah hasil saringan itu dioleskan ke daun tembakau yang sehat. Tembakau yang sehat itu kemudian menjadi sakit. Selanjutnya getah daun yang sakit ini pun disaring lagi dan hasil dari penyaringan ini dioleskan ke daun tembakau yang sehat. Tembakau yang tadinya sehat juga terkena penyakit. Demikian seterusnya. Ini berarti bahwa "bakteri" patogen itu mampu berkembang biak, berukuran sangat kecil karena dapat lolos dari saringan keramik. Pada waktu itu orang-orang hanya mengenal bakteri sehingga penyebab penyakit mosaik pada daun tembakau itu diduga diakibatkan oleh bakteri yang berukuran kecil.

Dugaan itu ternyata keliru. Wendell M. Stanley, dari Rockefeller Institute, Amerika Serikat pada tahun 1935 berhasil mengisolasi dan mengkristalkan virus mosaik tembakau dan ia menyimpulkan bahwa virus berbeda dengan bakteri. Jika kristal virus ditaruh pada tanaman tembakau yang sehat tersebut, maka virus akan aktif, mengganda dan menyebabkan penyakit. Karena bentuk virus yang dapat dikristalkan berarti ia bukan sel. Virus dianggap sebagai bentuk peralihan antara benda biotik dan abiotik. Oleh karena itu virus yang menyerang tembakau diberi nama virus mosaik tembakau (Tobacco Mosaic Virus, disingkat TMV). Sekarang telah diketahui lebih daripada 100 jenis virus tanaman.


Sumber :

Koes Irianto, 2006. MIKROBIOLOGI (Menguak Dunia Mikroorganisme). Penerbit CV Yrama Widya : Bandung.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar