Selasa, 26 April 2016

Pengertian Inflasi, Ciri, Jenis, Penyebab

Pengertian Inflasi, Ciri, Jenis, Penyebab 

 

Pengertian Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung terus -menerus dan saling mempengaruhi.
Menurut Lerner, Pengertian Inflasi adalah suatu keadaan di mana terjadi kelebihan permintaan terhadap barang-barang dalam perekonomian, secara keseluruhan dan terus menerus. Kelebihan permintaan tersebut dapat diartikan ganda, yaitu pengeluaran yang diharapkan terlalu banyak dibandingkan dengan barang yang tersedia, atau barang yang tersedia terlalu sedikit bila dibandingkan dengan tingkat pengeluaran yang diharapkan.
Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Ciri Ciri Negara Yang Mengalami Inflasi :
1. Harga-harga barang pada umumnya dalam keadaan naik terus-menerus.
2. Jalan uang yang beredar melebihi kebutuhan.
3. Jalan barang relatif sedikit.
4. Nilai uang (daya beli uang) turun pencegahan inflasi telah lama menjadi salah satu tujuan utama dari kebijaksanaan ekonomi makro pemerintahan dan bank sentral di negara mana pun.
Inflasi adalah salah satu masalah ekonomi yang banyak mendapatkan perhatian para pemikir ekonomi. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak bisa disebut sebagai inflasi. Syarat adanya kecenderungan menaik yang terus menerus juga perlu diingat, karena kenaikan harga karena musiman, menjelang hari-hari besar atau yang terjadi sekali saja, dan tidak mempunyai pengaruh lanjutan tidak disebut sebagai inflasi.
Jika harga-harga dari sebagian barang diatur pemerintah, maka harga-harga yang dicatat oleh Biro Statistik mungkin tidak menunjukkan kenaikan apapun karena yang tercatat adalah harga-harga "resmi" pemerintah, tetapi kenyataan yang terjadi ada kecenderungan bagi harga-harga terus menarik. Dalam hal ini inflasi sebetulnya ada, tetapi tidak diperlihatkan. Keadaan ini disebut suppressed inflation (inflasi yang ditutupi) yang pada suatu waktu akan terlihat karena harga-harga resmi makin tidak relevan dalam kenyataan.
Secara umum terdapat indikator inflasi, yaitu pertama, Indeks Konsumen (IHK) merupakan indikator yang umum digunakan untuk menggambarkan pergerakan harga. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Dilakukan atas dasar survei bulanan di 45 kota, di pasar tradisional dan modern terhadap 283-397 jenis barang atau jasa di setiap kode dan secara keseluruhan terdiri dari 742 komoditas. Kedua, Indeks Harga Perdagangan Besar merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga dari komoditi-komoditi yang diperdagangkan di suatu daerah.



| Jenis dan Penyebab Inflasi |

Penyebab Inflasi yaitu karena adanya tekanan dari sisi supply, dari sisi permintaan dan dari ekspektasi inflasi. Faktor-faktor terjadinya cost push inflation dapat disebabkan oleh depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama negara-negara partner dagang, peningkatan harga-harga komoditi yang diatur pemerintah dan terjadi guncangan pasokan negatif akibat bencana alam dan terganggunya distribusi.
Faktor Penyebab Permintaan Penarikan Inflasi (deman pull inflation) adalah tingginya permintaan barang dan jasa relatif terhadap ketersediaannya. Dalam konteks makro ekonomi, kondisi ini digambarkan oleh output rill yang melebihi output potensialnya atau permintaan total lebih besar dari pada kapasitas perekonomian. Sementara itu, faktor ekspektasi inflasi dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dan pelaku ekonomi apakah lebih cenderung bersifat adaptif atau forward looking. Hal ini tercermin dari perilaku pembentukan harga di tingkat produsen dan pedagang terutama pada saat menjelang hari-hari besar keagamaan dan penentuan upah minimum regional (UMR).
Jenis Jenis Inflasi berdasarkan asalnya terbagi atas 2, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri.
1. Inflasi dari dalam negeri adalah inflasi akibat defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal.
2. Inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.
Jenis Jenis Inflasi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga terbagi atas 3, yaitu inflasi tertutup, inflasi terbuka dan inflasi tidak terkendali.
1. Inflasi Tertutup adalah kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu.
2. Inflasi Terbuka ialah kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum.
3. Inflasi Tidak Terkendali yaitu apabila serangan inflasi demikian hebatnya, sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat hingga orang tidak dapat menahn uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot.
Jenis Jenis Inflasi berdasarkan Keparahannya dibedakan menjadi 4, yaitu inflasi ringan, inflasi sedang, inflasi berat dan hiperinflasi.
1. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun.
2. Inflasi Sedang terjadi kenaikan harga 10% - 30% setahun.
3. Inflasi Berat terjadi kenaikan harga 30% - 100% setahun.
4. Hiperinflasi atau Inflasi tidak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.
Jenis Jenis Inflasi berdasarkan Penyebab Inflasi, yaitu :
1. Demand inflation (Inflasi Permintaan). Inflasi ini timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai macam barang terlalu kuat.
2. Cost inflation (Inflasi penawaran). Inflasi tersebut timbul karena kenaikan biaya produksi atau berkurangnya penawaran agregatif.
Inflasi permintaan disebabkan oleh permintaan masyarakat akan barang-barang bertambah, contohnya : karena bertambahnya pengeluaran pemerintah yang diayai dengan pencetakan uang atau kenaikan permintaan luar negeri akan barang-barang ekspor, atau bertambahnya pengeluaran investasi swasta karena kredit yang murah, maka kurva agregate demand bergeser dari D1 ke D2. Akibatnya tingkat harga umum naik dari H1 ke H2. Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi, yaitu karena kenaikan harga sarana produksi yang didatangkan dari luar negeri atau karena kenaikan bahan bakar minyak, maka kurva penawaran masyarakat bergeser dari S1 ke S2.
Jadi, Inflasi merupakan suatu fenomena ekonomi, di mana terjadi kecenderungan kenaikan harga barang-barang secara umum dan terus-menerus dalam perekonomian suatu negara. Hal ini disebabkan inflasi dianggap sebagai sesuatu yang tidak diinginkan dan inflasi memberi pengaruh yang tidak baik terhadap distribusi pendapatan (masyarakat berpendapatan rendah akan menderita), kegiatan pinjam-meminjam (pemberi pinjaman beruntung, peminjam merugi), spekulasi dan persaingan dalam perdagangan internasional.

 

Sumber : 

Adrian Sutedi, 2012. Hukum Keuangan Negara. Yang Menerbitkan Sinar Grafika : Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar