Apa itu Mitokondria ?
Istilah Mitokondria berasal dari kata mitos yang berarti benang dan chondrion
yang berarti butir. Istilah ini dikaitkan dengan strukturnya apabila
diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya yang tampak sebagai
batang-batang halus atau seperti butir-butir yang tersebar dalam
sitoplasma.
Dalam sebuah sel
tidak menentu jumlah dan bentuknya. Dalam sel hepar normal paling
sedikit dapat ditemukan 1000 buah mitokondria dengan mikroskop optik
dapat ditujukan dengan pewarna Supravital Janus Green atau dengan mikroskop medan gelap atau mikroskop kontras fase.
Dengan mikroskop elektron terlihat bahwa mitokondria mempunyai dinding rangkap, yang masing-masing berstruktur dwi-lapis lipid. Dinding sebelah dalam melipat-lipat membentuk sekat-sekat yang disebut cristae
mitochondriales. Diameter mitokondria sekitar 0,35-0,74 mikron. Di
dalam mitokondria terdapat cairan yang lebih padat dari sitoplasma yang
disebut matriks mitokondria. Di dalam matriks ini dikandung butir-butir
yang disebut butir-butir matriks sebesar 30 - 50 nm.
Di dalam mitokondria
telah ditemukan adanya molekul DNA, RNA dan ribosom yang sedikit
berbeda dengan yang terdapat dalam sitoplasma sel tersebut. Dengan
adanya DNA, RNA dan ribosom yang dimiliki sendiri, maka mitokondria
mampu membuat proteinnya sendiri. Di dalam sel terlihat adanya
pembentukan baru mitokondria yang merupakan hasil pembelahan mitokondria
secara amitosis. Adanya kemampuan pembelahan diri dan kemampuan
mensintesis protein secara mandiri, maka mitokondria dikatakan bersifat
semiotonom. Hal ini sesuai dengan hipotesis bahwa sebenarnya mitokondria
berasal dari bakteri yang masuk ke dalam sel organisme hidup yang
kemudian hidup secara simbiosis. Simbiosis ini berkaitan dengan
kebutuhan sel dalam proses metabolisme bahan makanan yang melalui proses
anerobik dan erobik.
Mitokondria
memiliki keterbatasan untuk mensintesis sendiri fosfolopid membrannya.
Kalau organela yang bermembran lain mendapatkan protein dan lipid
membran dengan cara penambahan melalui membran vesikel dan ER, maka
mitokondria mendapatkan bahan-bahan tersebut tidak dengan cara yang
demikian. Protein dan lipid diterima secara terpisah, bahkan proteinnya
dapat diperoleh dari sistesis sendiri.
Di dalam proses metabolisme karbohidrat dalam sebuah sel, terjadilah secara berturut-turut reaksi anerobik dan erobik yang membutuhkan oksigen. Pada awalnya karbohidrat yang diabsorbsi oleh sel akan dipecah-pecah secara anerobik dengan bantuan beberapa enzim, sehingga terjadilah asam piruvat. Proses perubahan asam cuka baik yang berasal dari pemecahan karbohohidrat maupun dari lemak berlangsung dalam mitokondria dan akan mengalami proses erobik dalam siklus Krebs. Proses yang disebut terakhir ini dinamakan respirasi sel.
Dalam proses siklus Krebs
tersebut dibutuhkan sejumlah enzim yang terdapat dalam matriks
mitokondria yang akan memberikan hasil akhir dari berupa Karbon
dioksida. Selam proses ini akan dilepaskan ion H yang akan ditangkap
oleh koenzim NAD (Nicotinamide adenine dinucleotide). Elektron yang
berasal dari hidrogen tersebut pindah melalui beberapa enzim pernapasan
(flavoprotein dan sitokhrom) yang akhirnya bersenyawa dengan proton dari
oksigen membentuk energi yang disimpan dalam ikatan ATP (Adenosin
TriPospat) yang berasal dari ADP (Adenosin diPospat). Sedangkan
enzim-enzim yang diperlukan terikat pada membran dinding sebelah dalam
mitokondria yang terdiri dari bagian-bagian yang disebut unit globular
(inner membran sub units). Tiap sub unit tersebut terdiri dari bangunan
bulat dengan diameter 9 nm yang dihubungkan dengan tangkai sepanjang 3,5
- 4,5 nm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar