Pengertian Virus, Struktur Virus dan Sejarah Penemuan Virus
Pengertian Virus adalah partikel berukuran sangat kecil yang dapat menginfeksi hampir semua jenis organisme. Ukuran virus sekitar 20 sampai dengan 300 milimikron. Jadi, ukuran virus jauh lebih kecil dibandingkan bakteri yang berukuran 10 mikron.
Karena ukuran virus
yang kecil, maka virus tidak dapat diamati dengan mikroskop cahaya.
Virus hanya dapat diamati jika menggunakan mikroskop elektron. Virus
dapat lolos dari saringan keramik (ceramic filter), padahal bakteri tidak dapat lolos dari penyaring tersebut.
Virus
bukanlah sel karena ukurannya sangat kecil, membran sel, tidak memiliki
sitoplasma, ribosom dan dapat dikristalkan. Sampai sekarang para ilmuwan
belum mencapai kesepakatan apakah virus merupakan makhluk hidup atau
bukan makhluk hidup, karena virus tidak mengalami pertumbuhan dan tidak
melakukan metabolisme, serta tidak dapat berkembang biak dengan
sendirinya. Virus memiliki sebagian sifat yang dapat menyatakannya
sebagai makhluk hidup, namun tidak semua kriteria kehidupan dapat
dipenuhi oleh virus. Apabila kita meninggalkan virus dalam suatu botol
yang kering, maka virus akan menghablur seperti kristal garam atau gula
dan tidak akan tumbuh, berkembang, berkembang biak, ataupun mati. Dengan
demikian virus dikatakan sebagai makhluk peralihan antara hidup dan
tidak hidup.
Struktur Virus
1. Bentuk Virus
Saat ini telah
diketahui bahwa bentuk virus ada bermacam-macam. Ada yang berbentuk
memanjang (batang), oval, bulat dan ada pula yang bentuknya seperti
huruf T (virus T).
Ciri lain virus
yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup adalah tubuh virus hanya tersusun
atas selubung yang disebut kaspid. Kaspid tersusun atas molekul
prositoplasma seperti pada sel, tidak memiliki organela, sehingga tidak
melakukan metabolisme. Karena itu para pakar tidak menggolongkan virus
sebagai sel atau organisme. Ukuran virus yang sangat kecil tidak
memungkinkannya untuk memiliki struktur sebagaimana struktur sel. Satu
unit lengkap virus yang dapat menginfeksi organisme hidup disebut virion.
2. Bagian Tubuh Luar Virus
Tubuh virus,
misalnya bakteriofag T4 (virus penginfeksi bakteri) merupakan virus yang
paling kompleks, terdiri atas kepala dan ekor dengan serabut ekor yang
dapat mengenal dan menancap pada dinding sel inangnya. Kepala memiliki
bentuk bersegi delapan yang di dalamnya mengandung inti virus dan
dikenal sebagai kepala virus. Dari kepala virus tersebut muncul selubung
memanjang (tubus) yang disebut sebagai ekor virus. Pada bagian
ujungnya ditumbuhi serabut-serabut ekor. Ujung dari serabut ekor
merupakan penerima rangsang (reseptor).
Ekor berfungsi
sebagai alat penginfeksi. Pada bagian kepala dan ekor memiliki selubung
yang disebut kaspid. Selubung atau kaspid tersusun atas molekul-molekul
protein. Satu unit protein yang menyusun kaspid disebut sebagai
kapsomer. Jenis virus yang menginfeksi sel eukariotik tidak memiliki
serabut ekor. Bagaimana pun strukturnya, virus harus memiliki
molekul-molekul tertentu pada permukaan luarnya agar dapat mengikat dan
menempel pada molekul di permukaan sel inang.
3. Bagian inti Virus
Bagian int virus tersusun atas asam inti (asam nukleat).
Asam nukleat sebagai penyusun virus pada umumnya hanya satu untaian,
Namun pada virus influenza terdapat 6 sampai dengan 8 untaian. Setiap
untaian asam nukleat mengandung 3.500 sampai dengan 600.000 nukleotida.
Dalam 1 gen tersusun atas 1000 nukleotida, maka dapat diperkirakan bahwa
virus hanya tersusun atas 2 sampai beberapa ratus gen.
Virus memiliki asam
nukleat yang bervariasi, ada yang memiliki DNA atau asam
deoksiribonukleat ganda berpilin dan DNA tungga berpilin. DNA tersebut
berbentuk linear (lurus) atau sirkuler (melingkar). Beberapa virus ada
yang memiliki asam nukleat yang berupa RNA atau asam ribonukleat. RNA
ini ada yang berupa rantai tunggal dan ada yang berupa rantai ganda. RNA
dan DNA merupakan materi genetik, yaitu berisi kode-kode pembawa dari
sifat virus.
Sejarah Penemuan Virus
Pada tahun 1892, biologiwan Rusia Dmitri Ivanovsky
mempelajari penyakit tembakau yang disebut penyakit mosaik tembakau.
Penyakit tersebut yang mengakibatkan daun tembakau berbercak kuning. Ivanovsky
membuat suatu eksperimen, jika ekstrak daun yang terserang penyakit
mosaik dioleskan pada daun yang sehat, dalam beberapa waktu kemudian
daun yang sehat itu terserang penyakit. Akan tetapi jika ekstrak itu
dipanaskan sampai mendidih dan setelah dingin dioleskan pada daun sehat,
hasilnya tidak menyebabkan sakit pada daun sehat.
Ivanovsky
memberikan simpulan sementara bahwa penyakit mosaik pada tembakau
disebabkan oleh bakteri patogen (bakteri penyebab penyakit). Namun
ketika beliau pada tahun 1983 menyaring ekstrak daun tembakau yang
terserang patogen itu dengan saring keramik, kemudian cairan hasil
saringan itu dioleskan ke daun tembakau yang sehat, hasilnya ternyata
daun tersebut menjadi sakit. Seandainya penyakit ini disebabkan oleh
bakteri, maka daun tembakau akan tetap sehat karena bakteri tersaring
oleh saringan keramik. Ivanovsky menduga penyebab penyakit mosaik pada daun tembakau itu adalah bakteri yang sangat kecil.
M. Beijerinck seorang ilmuwan Belanda pada tahun 1899 melakukan percobaan berdasarkan penemuan Ivanovsky.
Ivanovsky mengoleskan getah hasil saringan dari satu tembakau ke
tembakau lain secara berjenjang. Pada awalnya dia menyaring getah daun
tembakau yang terkena penyakit dengan saringan keramik, kemudian dari
getah hasil saringan itu dioleskan ke daun tembakau yang sehat. Tembakau
yang sehat itu kemudian menjadi sakit. Selanjutnya getah daun yang
sakit ini pun disaring lagi dan hasil dari penyaringan ini dioleskan ke
daun tembakau yang sehat. Tembakau yang tadinya sehat juga terkena
penyakit. Demikian seterusnya. Ini berarti bahwa "bakteri" patogen itu
mampu berkembang biak, berukuran sangat kecil karena dapat lolos dari
saringan keramik. Pada waktu itu orang-orang hanya mengenal bakteri
sehingga penyebab penyakit mosaik pada daun tembakau itu diduga
diakibatkan oleh bakteri yang berukuran kecil.
Dugaan itu ternyata keliru. Wendell M. Stanley, dari Rockefeller Institute,
Amerika Serikat pada tahun 1935 berhasil mengisolasi dan mengkristalkan
virus mosaik tembakau dan ia menyimpulkan bahwa virus berbeda dengan
bakteri. Jika kristal virus ditaruh pada tanaman tembakau yang sehat
tersebut, maka virus akan aktif, mengganda dan menyebabkan penyakit.
Karena bentuk virus yang dapat dikristalkan berarti ia bukan sel. Virus
dianggap sebagai bentuk peralihan antara benda biotik dan abiotik. Oleh
karena itu virus yang menyerang tembakau diberi nama virus mosaik
tembakau (Tobacco Mosaic Virus, disingkat TMV). Sekarang telah diketahui lebih daripada 100 jenis virus tanaman.
Sumber :
Koes Irianto, 2006. MIKROBIOLOGI (Menguak Dunia Mikroorganisme). Penerbit CV Yrama Widya : Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar