Pengertian, Fungsi dan Macam Macam Asas Hukum
Pengertian Asas Hukum Menurut Bellefroid
adalah norma dasar yang dijabarkan dari hukum positif dan yang oleh
ilmu hukum tidak dianggap berasal dari aturan-aturan yang lebih umum
tersebut. Asas hukum umum itu lebih kepada pengendapan hukum positif
dalam suatu masyarakat.
Menurut P. Scholten, Pengertian Asas Hukum
ialah kecenderungan-kecenderungan yang diisyaratkan oleh pandangan
kesusilaan kita pada hukum merupakan sifat-sifat umum dengan segala
keterbatasannya, sebagai pembawaan yang umum akan tetapi yang tidak
boleh tidak harus ada.
Pendapat The Liang Gie mengenai Pengertian Asas Hukum
merupakan suatu dalil umum yang dinyatakan dalam istilah umum tanpa
menyarankan cara-cara khusus mengenai pelaksanaannya, yang diterapkan
pada serangkaian perbuatan untuk menjadi petunjuk yang tepat bagi
perbuatan itu.
Berbicara mengenai Pengertian Asas Hukum, Van Eikema Hommes
mengtakan bahwa asas hukum itu tidak boleh dianggap sebagai norma-norma
hukum yang konkrit tetapi perlu dianggap sebagai dasar-dasar umum atau
petunjuk-petunjuk bagi hukum yang berlaku tersebut. Pembentukan hukum
praktis itu perlu berorientasi pada asas-asas hukum tersebut. Dengan
kata lain, Pengertian Asas Hukum ialah dasar-dasar atau petunjuk arah
dalam pembentukan hukum positif.
Dari pengertian asas hukum di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Pengertian Asas Hukum
adalah bukan merupakan peraturan hukum konkrit, melainkan merupakan
pikiran dasar yang umum sifatnya atau merupakan latar belakang dan
peraturan yang konkrit yang terdapat dalam dan di belakang setiap sistem
hukum yang terjelma dalam peraturan perundang-undangan dan putusan
hakim yang merupakan hukum positif dan dapat diketemukan dengan mencari
sifat-sifat umum dalam peraturan konkrit tersebut.
Jadi, Asas hukum
bukanlah kaidah hukum yang konkrit (nyata), melainkan merupakan latar
belakang peraturan yang konkrit dan bersifat umum atau abstrak. Umumnya
asas hukum tidak dituangkan dalam bentuk peraturan yang konkrit atau
pasal-pasal seperti misalnya asas reo, asas res judicato pro veritate habetur : Asas lex posteriori derogat legi priori
dan lain sebagainya. Akan tetapi, tidak jarang juga asas hukum
dituangkan dalam peraturan konkrit seperti misalnya asas the presumption
of innocence yang terdapat dalam pasal 8 Undang-undang nomor 14 tahun
1970 dan asas nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenali
seperti yang tercantum dalam pasal 1 ayat 1 KUHP.
Kalau peristiwa
hukum yang konkrit itu dapat diterapkan secara langsung pada
peristiwanya, maka asas hukum diterapkan secara tidak langsung.
Untuk menemukan
asas hukum dicarilah sifat-sifat umum dalam kaidah atau peraturan yang
konkrit. Ini berarti bahwa menunjukkan pada kesamaan-kesamaan yang
terdapat dalam ketentuan-ketentuan yang konkrit tersebut.
Asas hukum
merupakan sebagian dari hidup kejiwaan kita (manusia). Dalam setiap asas
hukum, manusia melihat suatu cita-cita yang hendak diraihnya bukanlah
tujuan hukum itu adalah kesempurnaan masyarakat, suatu cita-cita.
Sebaliknya kaidah hukum itu sifatnya historis. Dalam hubungan antara
asas hukum dan kaidah hukum yang konkrit itulah terdapat sifat hukum.
Pada umumnya asas
hukum berubah mengikuti kaidah hukumnya tersebut, sedangkan kaidah hukum
dengan sendirinya akan berubah mengikuti perkembangan masyarakat dan
terpengaruh pada waktu dan tempat. Akan tetapi, ada kaidah yang
berkembang sedangkan peraturan hukum konkritnya tidak mengalami
perubahan. Sebagai contoh dapat dikemukakan pasal 1365 BW. Bunyi pasal
1365 BW dari pertama dibuat sampai sekarang tidak berubah, tetapi kaidah
atau nilai yang terdapat di dalam pasal 1365 BW, yaitu isi (penafsiran)
pengertian perbuatan melawan hukum itu mengalami perubahan.
| Fungsi Asas Hukum |
Fungsi asas hukum terbagi atas dua fungsi yaitu fungsi asas hukum dalam hukum dan fungsi asas hukum dalam ilmu hukum.
1. Fungsi Asas Hukum dalam Hukum
Fungsi asas hukum
dalam hukum mendasarkan eksistensinya pada rumusan oleh pembentuk
undang-undang dan hakim (ini merupakan fungsi yang bersifat mengesahkan)
serta mempunyai pengaruh yang normatif dan mengikat para pihak.
2. Fungsi Asas Hukum dalam Ilmu Hukum
Fungsi asas hukum
dalam ilmu hukum hanya bersifat mengatur dan eksplikatif (menjelaskan).
Tujuannya ialah memberikan ikhtisar, tidak normatif sifatnya dan tidak
termasuk hukum positif.
Sifat instrumental
asas hukum yaitu bahwa asas hukum mengakui adanya
kemungkinan-kemungkinan, yang berarti memungkinkan adanya
penyimpangan-penyimpangan sehingga membuat sistem hukum itu tidak
terlalu ketat.
| Macam Macam Asas Hukum |
Berbicara mengenai macam-macam asas hukum, maka asas hukum dapat dibagi menjadi asas hukum umum dan asas hukum khusus.
1. Asas Hukum Umum
Asas Hukum Umum adalah asas hukum yang berhubungan dengan seluruh bidang hukum, seperti asas restitutio in integrm, asas lex posteriori derogat legi priori.
Asas yang diartikan bahwa apa yang lahirnya tampak benar, maka untuk
sementara harus juga dianggap demikian sampai diputus (lain) oleh
pengadilan.
2. Asas Hukum Khusus
Asas Hukum Khusus
berfungsi dalam bidang yang lebih sempit seperti dalam bidang hukum
perdata, hukum pidana, hukum internasional dan sebagainya. Asas hukum
ini sering merupakan penjabaran dari asas hukum umum, seperti asas pactasunt, servanda, asas konsesualisme, asas yang tercantum dalam pasal 1977 BW dan juga asas praduga tak bersalah.
Apakah ada asas hukum yang berlaku dan tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat ?
Apakah ada asas hukum yang berlaku universal ?
P. Scholten
menjawab pertanyaan tersebut dengan mengetengahkan bahwa ada lima asas
hukum umum, yaitu asas kepribadian, asas persekutuan, asas kewibawaan,
asas kesamaan dan asas pemisahan antara baik dan buruk. Empat asas
pertama itu terdapat dalam setiap sistem hukum.
Tidak ada sistem
hukum yang tidak mengenal keempat asas hukum tersebut. Masing-masing
dari empat asas hukum yang disebutkan pertama ada kecenderungan untuk
menonjol dan mendesak yang lain. Masyarakat atau masa tertentu lebih
menghendaki yang satu dari pada yang lain. Kaidah hukum adalah pedoman
tentang apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak
dilakukan oleh seseorang. Ini berarti bahwa pemisahan antara yang baik
dan yang buruk.
Keempat asas hukum
yang disebut pertama di dukung oleh pikiran bahwa dimungkinkan
memisahkan antara baik dan buruk. Di dalam asas kepribadian, manusia
memiliki keinginan akan adanya kebebasan individu. Asas hukum
kepribadian itu menunjuk pada pengakuan kepribadian manusia, bahwasannya
manusia merupakan subjek hukum, penyandang hak dan kewajiban. Dalam
asas persekutuan yang dikehendaki yaitu persatuan, kesatuan, cinta kasih
dan keutuhan dalam masyarakat. Asas hukum kesamaan menghendaki adanya
keadilan dalam arti setiap orang harus diperlakukan sama di mata hukum,
dimana yang adil ialah apabila setiap orang memperoleh hak yang sama.
Perkara yang sama (sejenis) harus diputus sama (serupa) pula : similia
similibus. Keadilan merupakan realisasi asas hukum kesamaan ini.
sedangkan asas hukum kewibawaan memperkirakan adanya ketidaksamaan.
Sumber :
- Budi Untung, 2012. Hukum dan Etika Bisnis. Penerbit CV Andi Offset : Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar