Pengertian Autisme dan Pembahasannya
Menurut Kanner, Pengertian Autisme adalah ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, gangguan berbahasa yang ditunjukkan dengan penguasaan yang tertunda, ecolalia, mutism, pembalikan kalimat, adanya aktivitas bermain yang repetitif dan stereotipik, rute ingatan yang kuat dan keinginan obsesif untuk mempertahanan keteraturan di dalam lingkungannnya.
Pengertian Autisme menurut
istilah ilmiah kedokteran dan psikiatri serta psikologi termasuk dalam
gangguan perkembangan pervasif. Secara khas gangguan yang termasuk dalam
kategori ini ditandai dengan distorsi perkembangan fungsi psikologis
dasar majemuk yang meliputi perkembangan keterampilan sosial dan
berbahasa, seperti perhatian, daya nilai terhadap realitas, persepsi dan
gerakan-gerakan motorik.
Menurut hasil penelitian Dawson dan Castelloe,
tingkat prevalensi dari autisme ini diperkirakan empat sampai lima per
10.000 anak yang mengalami gangguan autisme. Beberapa penelitian
mengenai autisme, memperkirakan 10 sampai 11 dari 10000 anak mengalami
gangguan autisme.
Autisme pertama kali ditemukan oleh Kanner
pada tahun 1943. Istilah autisme sudah cukup populer di kalangan
masyarakat, karena banyak media massa elektronik yang mencoba untuk
mengupasnya secara mendalam. Muncul juga banyak keprihatinan atas
masalah autisme ini dan akhir-akhir ini kasus asutisme menunjukkan
peningkatan presentasenya di Indonesia. Autisme merupakan gangguan yang
dimulai dan dialami pada masa kanak-kanak.
Autisme dikategorikan sebagai
ganggunan perkembangan pervasif disebabkan karena banyak segi
perkembangan psikologi dasar anak yang terganggu pada saat yang sama
secara berat. Gangguan-gangguan ini berbeda dengan gangguan perkembangan spesifik dalam dua hal, sebagai berikut :
(1) Yang pertama yaitu pada gangguan
perkembangan spesifik hanya satu fungsi spesifik saja yang terkena,
sedangkan dalam gangguan perkembangan pervasif beberapa fungsi psikologi
dasar anak terganggu.
(2) Yang kedua yaitu pada gangguan
perkembangan spesifik, anak berlaku seolah-olah sedang melewati suatu
tahap perkembangan normal yang lebih dini, karena gangguan autisme
adalah terlambatnya perkembangannya, sedangkan anak-anak yang mengalami
gangguan perkembangan pervasif menunjukkan gangguan kualitatif berat
yang tidak normal bagi setiap tahap perkembangan manapun, karena
gangguannya berupa distorsi atau penyimpangan dalam perkembangan.
Autisme merupakan suatu gangguan
perkembangan pervasif yang secara menyeluruh mengganggu fungsi kognitif,
emosi dan psikomotorik anak. Oleh karena itu bisa juga dikatakan
sebagai gangguan neurobiologis yang disertai dengan beberapa masalah, seperti gangguan pencernaan, autoimunitas, dysbiosis
pada usus, gangguang integrasi sensorik dan ketidakseimbangan susunan
asam amino. Beberapa penyebab autisme yang diketahui, antara lain karena
keracunan logam berat ketika anak dalam kandungan, seperti merkuri, kadmium, timbal, spasma infantil, rubella kongenital, sklerosis tuberosa, lipidosis serebral dan anomali komosom X rapuh. Hal ini merupakan beberapa kondisi yang menjadi penyebab autisme yang dialami oleh anak.
Selain itu, pada anak yang menderita autisme juga ditemukan adanya masalah neurologis dengan cerebellum, cerebral cortex, otak kecil, otak tengah, batang otak, pons, hipotalamus, hipofisis, medula
dan saraf-saraf panca indera seperti saraf penglihatan atau saraf
pendengaran. Gejala umum yang bisa diamti dari anak dengan gangguan
autisme, antara lain gangguan pola tidur, gangguan fungsi kognisi, tidak
adanya kontak mata, gangguan pencernaan, komunikasi satu arah, afasia,
menstimulasi diri, mengamuk (temper tantrum), tindakan agresif atau hiperaktif, acuh, menyakiti diri sendiri dan gangguan motorik yang steriotipik.
Sumber :
– Triantoro Safaria, 2005. Autisme : Pemahaman Baru untuk Hidup Bermakna bagi Orang Tua. Penerbit Graha Ilmu : Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar